Filipi
oleh David SanfordSurat Paulus kepada jemaat Filipi—surat Perjanjian Baru yang paling berlimpah dengan sukacita—mengandung banyak wawasan pemikiran surgawi yang luar biasa untuk diterapkan dalam kehidupan kita di dunia ini. Semakin sering kita merenungkan surat ini dan mengizinkan kebenarannya membentuk hidup kita, semakin berlimpahlah sukacita yang kita alami.
Apa yang sedang dipikirkan sang rasul saat ia menulis suratnya kepada para pengikut Yesus Kristus di kota Filipi? Penderitaan dan pemenjaraannya karena Injil? Sama sekali bukan! Paulus lebih memikirkan orang-orang percaya di Filipi ketimbang dirinya sendiri. Ia mendorong jemaat untuk melihat karya Allah di antara mereka, hidup dalam kesatuan, berusaha menyenangkan Allah, dan menjadi seperti Kristus, agar ia dapat bersukacita dalam pertumbuhan mereka ketika mengunjungi mereka kembali. (Timotius, rekan sekerjanya, sudah berencana menjumpai mereka lagi. Sebelum itu terjadi, salah seorang anggota jemaat bernama Epafroditus akan mengantarkan surat ini kepada mereka).
Sayangnya, guru-guru palsu telah mengguncang mereka, sementara sebagian yang lain rupanya telah pergi karena kefasikan mereka. Paulus tidak ingin hal itu melemahkan atau memecah belah umat Tuhan. Sebaliknya, ia mendorong mereka untuk tetap kuat dalam Tuhan, seperti yang telah mereka perbuat sejak semula. Pesan Paulus ini akan menguatkan kita juga!
Struktur Surat Filipi
Ayat Kunci
“Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan.” —Filipi 1:21