Yakobus

oleh Douglas Estes

Hari 5

Baca Yakobus 1:13-15

Ketika kita menghadapi ujian dan pencobaan dalam hidup, kita mungkin bertanya-tanya apakah Allah yang mencobai dengan maksud untuk menguji kita. Mungkinkah Dia yang memprakarsai semua pergumulan yang kita hadapi?

Kita menciptakan pencobaan di dalam hati kita, yang kemudian justru memperbudak diri kita sendiri!

Yakobus memulai dengan respons yang jelas: Allah tidak mencobai Anda. Untuk menjelaskan hal ini, ia menuntun pembacanya kepada asal mula dan proses terjadinya pencobaan dalam kehidupan orang percaya.

Ada dua hal yang perlu kita ketahui tentang Allah. Pertama, Dia “tidak dapat dicobai oleh yang jahat” (Yakobus 1:13). Dengan kata lain, kejahatan di dunia ini tidak memiliki kuasa atau pengaruh terhadap diri-Nya. Allah itu baik, dan Dia tidak bisa menyimpang dari kebaikan-Nya. Kedua, Allah sendiri “tidak mencobai siapapun.” Karena Allah selalu baik setiap saat tanpa pernah menyimpang, tidak ada kejahatan yang dapat digunakan Allah untuk mencobai manusia. Bukan sifat Allah untuk mencobai manusia. Dia tidak sanggup melakukannya.

Namun, pencobaan memang terjadi dalam kehidupan orang percaya. Yakobus memberi tahu kita bahwa seseorang dicobai oleh “keinginannya sendiri yang jahat” (ay.14 BIS). Ini penting: Pencobaan dalam hidup kita dimulai dari keinginan kita terhadap sesuatu. Ketika kita melihat sesuatu yang membuat kita tergoda, kita mungkin berpikir bahwa godaan itu berasal dari luar diri kita—dari objek yang kita inginkan—tetapi ternyata tidak. Pencobaan itu berasal dari dalam diri. Begitu keinginan tercipta di dalam hati kita, kita “diseret” oleh kekuatannya dan “dipikat olehnya” (ay.14). Kita menciptakan pencobaan di dalam hati kita, yang kemudian justru memperbudak diri kita sendiri!

Yakobus menggunakan ilustrasi persalinan untuk menggambarkan bagaimana pencobaan berkembang. Hasrat yang timbul akan terus berkembang dalam diri kita; dan menjadi dosa ketika kita mulai mengikuti bujukannya. Begitu dosa mengambil tempat dalam hidup kita, dosa itu akan terus menyakiti kita hingga kita dikuasai olehnya. Inilah cara pencobaan menyeret orang percaya kepada kejatuhan dan kekalahan, yaitu ketika itu dibiarkan merajalela.

Bukan Allah, melainkan diri kita sendirilah penggodanya. Kita menggoda orang lain dan juga diri kita sendiri. Siklus dari pencobaan kepada dosa ini, jika tidak diputuskan, akan menguasai dan menghancurkan kita. Dalam peringatan Yakobus tersirat cara untuk memutus siklus ini: kenalilah dari mana datangnya pencobaaan, dan hadanglah dengan sepenuh hati sebelum hal itu berakar lebih dalam. Karena Allah tidak dapat dicobai dan Dia jauh lebih besar dari kita, Dia sanggup menolong kita mengatasi pencobaan kita—kita harus mengandalkan Dia jika kita sungguh-sungguh ingin menang atas pencobaan!


Renungkan:

Pikirkan tentang hal-hal yang Anda inginkan. Bagaimana keinginan-keinginan tersebut bisa membawa kepada pencobaan?

Bagaimana cara kita menjaga diri dari pencobaan?

comment

journal

share


writer1

Tentang Penulis

Douglas Estes (PhD, Nottingham) adalah lektor kepala dalam bidang Perjanjian Baru dan teologi praktika di South University. Beliau adalah editor jurnal teologi Didaktikos, dan kontributor tetap untuk topik seputar ilmu pengetahuan bagi Christianity Today. Douglas telah menulis atau menyunting delapan buku, sejumlah besar esai, artikel, dan tinjauan untuk berbagai terbitan umum maupun ilmiah. Beliau pernah melayani sebagai gembala gereja selama enam belas tahun.

Penulis Seri Perjalanan Iman:

Seri Perjalanan Iman®  adalah materi terbitan Our Daily Bread Ministries.

Misi kami adalah menjadikan hikmat Alkitab yang mengubahkan hidup dapat dimengerti dan diterima oleh semua orang.

Hak dan Izin  |  Syarat dan Ketentuan  |  Kebijakan Privasi