Amsal

oleh David Cook

Hari 40

Baca Amsal 27:5-27

Kita dapat membuat tiga pengamatan tentang perikop hari ini.

Demikian juga ketika kita membaca Amsal dan ingin mencari penyelesaian yang rohani untuk pertanyaan-pertanyaan ini, kita harus kembali kepada seluruh maksud dari firman Allah sebagai pedoman kita.

Satu, hal-hal yang dikatakan dalam Amsal 27:5-27 sedikit mirip dengan kehidupan itu sendiri—tidak menentu. Isinya adalah wawasan yang mencakup beragam persoalan, mulai dari arti persahabatan (ay.9-10), sikap bijaksana (ay.12), dan kewaspadaan (ay.13), hingga penggunaan kata-kata yang tepat (ay.14), bahaya dari keinginan yang tak terpuaskan (ay.20), dan masalah penggembalaan (ay.23-27). Tidak seorang pun tahu apa yang akan terjadi setiap hari (ay.1), jadi tidak ada yang tahu bagaimana dan kapan amsal-amsal ini akan sesuai dengan kondisi kita pada masa tertentu.

Dua, ajaran-ajaran tersebut juga lumayan masuk akal, tidak terlalu berat secara teologis. Ajaran-ajarannya menekankan nilai dari nasihat yang tulus dari seorang teman dekat (ay.5-7), cara memelihara persahabatan, terutama dengan tetangga (ay.9-10), dan menggembalakan kawanan ternak (ay.23-27). Ketika kita membaca ayat-ayat ini, kita mungkin berkata, “Itu memang masuk akal.” Itu memang demikian—karena Alkitab adalah buku Allah, patut diingat bahwa akal sehat juga berasal dari Allah!

Tiga, perikop ini mencantumkan pengamatan tanpa menawarkan penyelesaiannya. Apa yang harus kita lakukan dengan istri yang suka bertengkar (ay.15-16)? Bagaimana kita bisa memuaskan hasrat kita yang tak terpuaskan (ay.20)? Bagaimana kita bisa menghilangkan kebodohan dari orang bodoh (ay.22)? Ketika John Wesley, pendiri gereja Methodis, bertanya kepada ayahnya, Samuel, mana tafsiran Alkitab yang paling tepat untuk digunakan, sang ayah menjawab, “Alkitab itu sendiri.” Demikian juga ketika kita membaca Amsal dan ingin mencari penyelesaian yang rohani untuk pertanyaan-pertanyaan ini, kita harus kembali kepada seluruh maksud dari firman Allah sebagai pedoman kita.

Apa yang harus kita lakukan dengan istri yang suka bertengkar? Efesus 5:25-28 mengajarkan bahwa kita harus mengasihinya sebagaimana Kristus mengasihi gereja. Bagaimana kita memuaskan apa yang tampaknya tak mungkin terpuaskan? Filipi 4:10-13 mengajarkan kita bahwa hidup dalam Kristus adalah kunci kehidupan yang merasa puas dan cukup. Bagaimana kita bisa menghilangkan kebodohan dari orang bodoh? 2 Korintus 5:17 mengajarkan bahwa siapa yang ada di dalam Kristus adalah ciptaan baru, dan Yohanes 3:1-15 mengajarkan kita bahwa kita semua harus dilahirkan kembali.

Amsal 27:17 adalah amsal terkenal mengenai pengaruh positif dari seorang teman yang baik. Seperti besi digesekkan dengan besi lain akan membuat keduanya lebih tajam, demikian pula dengan manusia yang saling menguatkan, mengajar, dan menegur. Hasilnya adalah pertumbuhan dalam hikmat dan kesiapan untuk menghadapi tantangan hidup (bandingkan 13:20). Kita adalah gambar dan rupa dari Allah yang membangun hubungan, karena itu kita juga terhubung satu sama lain. Ibrani 10:25 mengingatkan kita untuk tidak menjauhkan diri dari pertemuan ibadah kita. Gereja kita harus menjadi wadah persekutuan yang hangat dan pengaruh yang positif, tempat kita menajamkan dan mendorong satu sama lain, supaya gereja menjadi, seperti yang dikatakan John Calvin, “teater yang menampilkan kemuliaan Allah”.


Renungkan:

Bagaimana kebijaksanaan dari Amsal 27:12 ditunjukkan dalam ayat 23-27?

Bagaimana Anda dapat mendorong saudara seiman di gereja, kelompok kecil, dan persekutuan Anda untuk saling menajamkan seperti yang disebutkan dalam Amsal 27:17? Bagaimana Anda bisa menjadi besi yang menajamkan orang lain?

comment

journal

share


Seri Perjalanan Iman®  adalah materi terbitan Our Daily Bread Ministries.

Misi kami adalah menjadikan hikmat Alkitab yang mengubahkan hidup dapat dimengerti dan diterima oleh semua orang.

Hak dan Izin  |  Syarat dan Ketentuan  |  Kebijakan Privasi