Amsal
oleh David CookKetika saya menulis renungan ini, ada banyak berita tentang perzinaan beredar di media Australia. Salah satunya adalah tentang pejabat senior yang terlibat secara seksual dengan seorang wanita yang bukan istrinya. Yang menarik, peristiwa itu disebut sebagai “perselingkuhan” dan “hubungan seksual”, tetapi tidak ada yang menyebutnya sebagai perzinaan. Perzinaan adalah pelanggaran janji suami-istri untuk saling mengikatkan diri tanpa syarat dan secara eksklusif.
Hal lain yang saya perhatikan adalah bahwa semua orang yang terlibat dalam perzinaan itu pasti terluka. Dalam perzinaan tidak ada yang menang. Perzinaan juga selalu menjanjikan kebahagiaan, tetapi janji itu tidak pernah dipenuhi. Tidak ada yang menjadi lebih baik, karena tidak ada penipu yang lebih pasti daripada perzinaan: setiap janji dilanggarnya.
Amsal 5 berisi peringatan terhadap percabulan, dan perzinaan digunakan sebagai contoh. Sang ayah menyuruh putranya untuk waspada terhadap penggoda dan godaannya. Perempuan jalang itu menarik (ay.3), tetapi mengikutinya akan membawa kepahitan dan luka (ay.4). Tempat tidurnya, dengan segala daya tariknya, adalah kuburan (ay.5). Pergi kepadanya hanya akan membawa kesia-siaan (ay.9-10) dan penyesalan (ay.11-14).
Perzinaan, dan segala bentuk percabulan, harus dibayar dengan mahal. Allah tahu itu, dan itulah sebabnya Dia berkata: Jangan lakukan itu! (Keluaran 20:14; 1 Korintus 6:18-20).
Gaya bahasa yang digunakan dalam Amsal 5:15-19 begitu indah, bahkan erotis, mirip dengan Kidung Agung. Alangkah puas dan gembiranya seorang pemuda terpikat oleh istrinya sendiri. Sang istri bagaikan sumurnya, mata air, rusa yang manis, kijang yang jelita. Inilah moralitas seksual yang penuh gairah dan memuaskan yang dialami orang bijak yang setia dalam pernikahannya.
Kebodohan seksual tidak bisa disembunyikan dari Allah dan akan dihakimi oleh-Nya (ay.21). Kemerosotan moral akan menjebak dan memperbudak mereka yang melakukan kejahatan (ay.22), menyesatkan dan pada akhirnya membinasakan mereka (ay.23).
Mungkin Amsal 5 dimasukkan dalam kitab ini karena tidak ada kebodohan yang lebih jelas terlihat daripada percabulan. Sang ayah menggunakan peringatan-peringatan tersebut untuk menyadarkan putranya dari rasa puas diri dan mengingatkannya akan bahaya yang timbul jika ia menyerah pada godaan.
Buah dari hikmat—seperti yang terlihat dalam pernikahan yang diwarnai kesetiaan, kasih, pengabdian, dan komitmen—diterima secara universal sebagai jalan yang benar. Sekali lagi, kita melihat bahwa ketika firman Allah didengarkan dan dipatuhi, masyarakat, rumah tangga, dan setiap individu akan bertumbuh dengan indah.
Kita telah melihat bagaimana Allah tidak pernah meminta kita melakukan sesuatu tanpa memberi tahu kita alasannya. Apa saja alasan yang diberikan Amsal 5 untuk menjelaskan perintah-Nya agar kita hidup dalam kesucian seksual?
Berdoalah memohon pertolongan Allah agar Anda tetap hidup dalam kesucian seksual.
Anda dapat memberi dampak yang berarti
Persembahan kasih seberapa pun memampukan Our Daily Bread Ministries untuk menjangkau orang-orang dengan hikmat Alkitab yang mengubah hidup.
Komentar (0)