Filipi

oleh David Sanford

Hari 21

Baca Filipi 4:4

Sekarang kita masuk ke serangkaian ayat singkat yang menguatkan. Nasihat pertama sangat singkat dan mudah diingat: “Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!” (Filipi 4:4). Kita akan menggalinya secara tematis.

Hanya ada dua kemungkinan—pikiran, sikap, tutur kata, dan perbuatan kita mencerminkan “sukacita dalam Tuhan” atau tidak.

Untuk kedelapan kalinya dalam surat ini, Paulus menyebutkan frasa “dalam Tuhan”. Bersukacita dalam Tuhan artinya memiliki keyakinan, pengharapan, dan sikap tahan uji karena pikiran kita terarah ke surga. Di dalam surat-suratnya, Paulus berulang kali mengingatkan kita tentang iman dan kasih kepada Yesus Kristus serta kasih kepada sesama. Untuk bersukacita dalam Tuhan, kita perlu tinggal di dalam Kristus, sehingga kita dimampukan untuk mengasihi saudara-saudari seiman (Yohanes 15:9-12; Kolose 1:4).

Dari hari ke hari, hanya ada dua pilihan bagi kita—pikiran, sikap, tutur kata, dan perbuatan kita berada “dalam Tuhan” atau tidak. Karena natur manusia yang berdosa, kecenderungan alamiah kita adalah menjauh dari-Nya. Namun, tinggal di dalam Dia merupakan pilihan yang jauh lebih baik, bahkan yang terbaik.

Ungkapan “Bersukacita dalam Tuhan” di sini adalah yang kedua dalam surat ini. Di Filipi 3:1, Paulus menggunakan ungkapan tersebut sebagai pembuka yang mengawali sederetan nasihat agar umat tetap setia kepada Yesus Kristus (3:3), bertekun mengejar panggilan surgawi (3:12-14), setia meneladani Paulus dan saudara-saudara yang lain (3:17), serta hidup damai dengan sesama orang percaya (4:1-3).

Dalam Filipi 4:4, ungkapan “bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan” dipakai untuk mengawali nasihat tentang bersikap baik kepada sesama (4:5), mengingat kedatangan Tuhan yang sudah dekat (4:5), melepaskan kekhawatiran (4:6), membawa segala sesuatu dalam doa (4:6), mengalami damai sejahtera Allah yang menetap (4:7), memikirkan yang benar, adil, dan mulia (4:8), mencukupkan diri dalam segala sesuatu (4:12), dan meminta Tuhan Yesus menguatkan kita dalam segala perkara (4:13).

Hanya ada dua kemungkinan—pikiran, sikap, tutur kata, dan perbuatan kita mencerminkan “sukacita dalam Tuhan” atau tidak. Bagi Paulus, hal itu bukan pilihan semata, melainkan harus menjadi gaya hidup kita. Paulus menekankannya dengan menyatakan bahwa kita harus bersukacita dalam Tuhan “senantiasa” (4:4).

Dengan pertolongan Roh Kudus, sukacita dan syukur benar-benar bisa menjadi gaya hidup kita. Dalam Efesus 5:20, Paulus menasihatkan, “Ucaplah syukur senantiasa atas segala sesuatu dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus kepada Allah dan Bapa kita.” Kata “senantiasa” hanya mungkin terjadi jika Tuhan adalah kekasih hidup kita yang sejati.


Renungkan:

Seperti apakah hidup yang bersukacita “senantiasa dalam Tuhan” (Filipi 4:4)?

Bacalah Efesus 5:18. Kapan terakhir kali Anda meminta Roh Kudus memenuhi hati Anda? Maukah Anda mendoakannya lagi?

comment

journal

share


Seri Perjalanan Iman®  adalah materi terbitan Our Daily Bread Ministries.

Misi kami adalah menjadikan hikmat Alkitab yang mengubahkan hidup dapat dimengerti dan diterima oleh semua orang.

Hak dan Izin  |  Syarat dan Ketentuan  |  Kebijakan Privasi