Filipi

oleh David Sanford

Hari 22

Baca Filipi 4:5

Saat menghafalkan Filipi 4:4 dan ayat-ayat berikutnya, sebagian orang Kristen cenderung melewatkan atau mengabaikan ayat 5. Sungguh disayangkan. Ayat itu mengubah hidup saya beberapa tahun yang lalu. Mari kita renungkan setiap frasa dalam ayat tersebut.

Dalam segala hal, Kristus sungguh lemah lembut dan baik hati. Sebagai orang Kristen, kita pun harus betul-betul lemah lembut dan rendah hati (Efesus 4:2).

Paulus mendorong jemaat Filipi: “Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang” (ay.5). Terjemahan lain berbunyi, “Hendaklah semua orang dapat melihat sikapmu yang baik hati.” Penting bagi kita untuk berhenti sejenak dan merenungkan makna “diketahui”. “Diketahui” mirip dengan “terlihat,” “bisa diamati,” dan “dapat dikenali”. “Diketahui” juga berkaitan erat dengan “terang-terangan” dan “tidak tersembunyi.” Jadi, “diketahui” adalah sesuatu yang bisa dilihat orang lain (lihat Matius 5:16). Sudahkah orang lain melihat kebaikan Anda sebagai murid Kristus?

Frasa kedua yang perlu dicermati adalah “kebaikan hati”. Kedua kata tersebut juga bisa diterjemahkan sebagai “kelemahlembutan.” Ungkapan “lemah lembut” sering dipakai dalam surat-surat penggembalaan di Perjanjian Baru (contoh: 2 Korintus 10:1; Galatia 5:23; Kolose 3:12; 1 Timotius 6:11; 1 Petrus 3:15). Dalam Perjanjian Baru, kata ini selalu dikaitkan dengan sifat luhur yang lain, misalnya ketika Yesus menggambarkan diri-Nya, Dia berkata, “Aku lemah lembut dan rendah hati” (Matius 11:29). Dalam segala hal, Kristus sungguh lemah lembut dan baik hati. Sebagai orang Kristen, kita pun harus betul-betul lemah lembut dan rendah hati (Efesus 4:2).

Seperti apakah wujudnya di hadapan orang lain? Salah satunya ialah sikap sabar, menunjukkan kasih “dalam hal saling membantu” (Efesus 4:2), sikap toleransi, berkepala dingin, peduli, memikirkan sesama, berbelas kasih, baik, tidak egois, dan penuh kasih. Dengan kata lain, hidup seperti Yesus.

Beberapa tahun lalu, saya menyadari bahwa sikap saya terhadap istri tidak selalu mengikuti sifat Yesus. Sejak saat itu, setiap hari saya berjanji kepada Tuhan bahwa saya memilih untuk menghargai, mencintai, menghormati, menyayangi, memelihara, dan menguatkan Renée. Saya berjanji kepada-Nya bahwa saya memilih untuk bersikap lemah lembut, dan tidak mudah jengkel, frustrasi, kasar, arogan, suka menuntut, maupun merendahkannya. Doa itu mengubah kehidupan pernikahan saya. Bukan Renée yang perlu berubah, tetapi saya. Hasilnya, kami berdua jauh lebih bahagia dan orang lain bisa melihat perbedaannya.

Terakhir, jika kita merenungkan kenyataan bahwa “Tuhan sudah dekat” (Filipi 4:5), tentu kita akan semakin berusaha hidup seperti Yesus. Paulus menekankan bahwa Tuhan sudah dekat, artinya sebentar lagi Dia datang (lihat bacaan Hari 11). Hal itu juga berbicara tentang kedekatan Tuhan dengan kita.

Kiranya firman Allah meresap jauh ke lubuk hati kita hari ini. Apakah kita hidup seperti Yesus Kristus, rendah hati dan lemah lembut, serta menyadari bahwa kedatangan-Nya sudah dekat?


Renungkan:

Manakah yang lebih mudah bagi Anda: hidup seperti Yesus di hadapan teman-teman, atau di hadapan keluarga Anda sendiri? Apa bedanya?

Tuliskanlah doa singkat yang menyatakan bahwa Anda mau menjadi “lemah lembut dan rendah hati” (Matius 11:29) seperti Yesus.

comment

journal

share


Seri Perjalanan Iman®  adalah materi terbitan Our Daily Bread Ministries.

Misi kami adalah menjadikan hikmat Alkitab yang mengubahkan hidup dapat dimengerti dan diterima oleh semua orang.

Hak dan Izin  |  Syarat dan Ketentuan  |  Kebijakan Privasi