Filipi
oleh David SanfordBagi sebagian orang percaya, ayat ini menguatkan, tetapi bagi yang lain tidak. Perbedaannya terletak pada pengalaman doa mereka. Bagaimana kita dapat mengalaminya seperti gambaran Paulus di sini? Mari kita renungkan setiap bagiannya.
“Janganlah hendaknya kamu kuatir . . .” Bagaimana cara mengatasi rasa takut, cemas, atau gelisah? Paulus menasihati agar kita berhenti khawatir—dengan selalu berdoa sambil mengucap syukur kepada Allah. Hal ini memang memerlukan disiplin. Namun, dampaknya sungguh terasa. Kita perlu terus mengulang dan merenungkan ayat ini, terutama dalam situasi yang penuh tekanan, misalnya saat kita ingin berdamai dengan anggota keluarga yang lain, menunggu keputusan penting di gereja atau pekerjaan, atau berbaring tegang saat akan menjalani serangkaian tes di rumah sakit.
“. . . tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah . . .” Perlukah setiap hari kita berdoa tentang orang-orang yang akan kita temui? Menurut Paulus, Allah ingin kita berdoa “dalam segala hal”. Jadi, apa pun yang ada dalam hati dan pikiran Anda, doakanlah itu. Memang, Allah sudah mengetahuinya, tetapi Dia ingin Anda mengungkapkannya dengan rendah hati dan berserah penuh. Yesus bisa saja menyembuhkan orang buta, penderita kusta, atau yang sekarat setiap awal pekan. Namun, Dia menunggu mereka meminta. Kata-Nya, “Apa yang kamu kehendaki supaya Aku perbuat bagimu?” (lihat 1 Raja-Raja 3:5; 2 Tawarikh 1:7; Matius 20:32; Markus 10:36,51; Lukas 18:41). Bayangkan Tuhan mengucapkan pertanyaan itu kepada Anda. Bahkan, sebenarnya Dia sudah menanyakannya. Bagaimana jawaban Anda?
“. . . dalam doa dan permohonan . . .” Setiap hari, saya merenungkan hal ini: Allah Bapa sangat senang mendengarkan doa dan permohonan. Pertama, doa Yesus (Roma 8:34; Ibrani 7:25; 1 Yohanes 2:1). Kedua, permohonan dari Roh Kudus (Roma 8:26-27). Ketiga, doa orang-orang percaya di surga (Wahyu 5:8,13; 6:9-11; 7:9-10; 8:3-4). Keempat, permohonan anggota keluarga, sahabat, dan kawan-kawan Kristen kita di dunia ini. Bukan hanya mendengar, Allah Bapa juga sangat senang menjawab doa-doa itu, dan doa saya. Menyadari betapa Allah senang mendengar dan menjawab permohonan kita, kita seharusnya terdorong untuk lebih tekun berdoa.
“. . . dengan ucapan syukur.” Saat menghadap Tuhan dengan rendah hati, pasti kita akan bersyukur kepada-Nya. Apalagi, Dia selalu bekerja di tengah kita (Yohanes 5:17). Karena itu, saat berdoa, kita berterima kasih kepada Allah sekalipun belum mendapatkan jawaban-Nya. Ucapan syukur seringkali membangkitkan iman, pengharapan, sukacita, dan kedamaian yang lebih besar dalam hati kita. Jadi, bersyukurlah kepada Allah—sesering mungkin!
Ingatlah doa-doa Anda yang telah dijawab Allah. Pilih salah satu dan tuliskanlah doa singkat berisi ucapan syukur atas jawaban tersebut.
Pikirkanlah hal-hal yang membuat Anda gelisah akhir-akhir ini. Sesuai nasihat Paulus dalam ayat tadi, tulislah doa singkat mengenai salah satu kekhawatiran Anda.
Anda dapat memberi dampak yang berarti
Persembahan kasih seberapa pun memampukan Our Daily Bread Ministries untuk menjangkau orang-orang dengan hikmat Alkitab yang mengubah hidup.
Komentar (0)