Rut
oleh Sim Kay TeeKitab Rut mengisahkan dua orang yang sangat berbeda—secara etnis, budaya, maupun tingkat ekonomi. Rut adalah seorang janda muda dan miskin asal Moab yang mengikuti Naomi, ibu mertuanya yang renta dan sedang berduka, kembali ke Israel. Ia berjuang untuk bertahan hidup di negeri asing yang tidak menerimanya. Sebaliknya, Boas adalah seorang Israel asal Betlehem dan tuan tanah kaya raya yang sangat dihormati oleh kaum sebangsanya. Ia adalah sanak dari Elimelekh, mendiang suami Naomi, sekaligus orang yang wajib menebus mereka (Rut 2:20). Usia Boas jauh lebih tua daripada Rut (3:10-11).
Seiring bertumbuhnya simpati dan cinta kasih antara Boas dan Rut, wajarlah jika keduanya akan menikah. Namun, ada satu masalah: menurut tradisi pernikahan levirat, yang paling berhak menikahi janda almarhum adalah kerabat terdekatnya (Ulangan 25:5-10), sementara Boas hanya menempati urutan kedua (Rut 3:12-13). Jika sanak terdekat itu mengambil haknya, Boas dan Rut tak bisa bersatu.
Allah telah berfirman bahwa “tongkat kerajaan tidak akan beranjak dari Yehuda” (Kejadian 49:10), yang merupakan suku Boas (Matius 1:3-5). Salah satu keturunannya akan menjadi Raja yang berdaulat dan dihormati segala bangsa (1:16). Allah sendiri menjamin hal ini terjadi, firman-Nya: “Sesungguhnya seperti yang Kumaksud, demikianlah akan terjadi, dan seperti yang Kurancang, demikianlah akan terlaksana” (Yesaya 14:24).
Kisah Rut adalah cerita tentang bagaimana Allah bekerja dalam dan melalui berbagai peristiwa hidup sehari-hari. Tidak ada tanda-tanda ajaib dan mukjizat. Para tokoh di dalamnya adalah orang-orang biasa yang menjalani keseharian mereka, bergumul dengan nafkah dan penghidupan, serta berusaha membangun keluarga di tengah dunia yang sesat dan membelakangi Allah (Rut 1:1).
Namun, tangan Allah yang teguh—meskipun tak kasat mata—mengarahkan dan menuntun orang-orang itu untuk menggenapi kehendak dan rencana ilahi-Nya. Kapan dan di mana pun Allah bekerja, karya-Nya pasti luar biasa, ajaib, dan indah!
Ayat Kunci
“Ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi, dan di mana engkau bermalam, di situ jugalah aku bermalam: bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku.” —Rut 1:16