Rut

oleh Sim Kay Tee

Hari 25

Baca Rut 4:13

Pada akhir kebaktian pemberkatan nikah baru-baru ini, sang pendeta mengucapkan berkat atas kedua mempelai. Dengan tegas dan lantang, ia berdoa, “Beranakcuculah dan bertambah banyak,” (Kejadian 1:28), yang dibalas oleh jemaat dengan lebih lantang, “Amin”! Sungguh “tekanan” yang luar biasa bagi pengantin baru!

Allah menepati apa yang Dia janjikan (Bilangan 23:19).

Sebagai penebus yang kaya raya, Boas mampu menebus tanah bagi Elimelekh dengan mudah. Namun, ia juga menikahi Rut. Selama sepuluh tahun menjadi istri Mahlon di Moab, Rut tidak mengandung (Rut 1:4-5). Pada zaman dahulu, kesuburan dan kemandulan diyakini terkait langsung dengan Allah (Kejadian 29:31; 30:2), karena rahim mandul merupakan salah satu kutukan Allah (Ulangan 28:15,18). Jika Rut tetap mandul dan tidak dapat memberikan anak, berakhirlah garis keturunan keluarga itu.

Allah pun campur tangan, “atas karunia Tuhan perempuan itu mengandung, lalu melahirkan seorang anak laki-laki” (Rut 4:13). Inilah kedua kalinya dalam cerita ini Allah bertindak langsung lewat pemeliharaan-Nya (lihat 1:6). Bayi itu lebih dari sekadar buah cinta suami-istri. Ia adalah “milik pusaka dari pada Tuhan . . . suatu upah [dari-Nya]” (Mazmur 127:3), dan berkat bagi mereka “yang takut akan Tuhan” (128:4). Allah telah menjawab doa-doa Rut (Rut 1:12; 3:10) dan Boas (2:19-20)!

Setelah Tuhan membuka kandungannya, Rut pun masuk dalam jajaran para wanita yang hanya bisa mengandung karena campur tangan Allah. Pada usia sembilan puluh tahun dan menopause, Sara mengandung dan melahirkan Ishak, anak perjanjian (Kejadian 17:17-19; 21:1-3). Demikian pula, untuk menjawab doa, Allah membuka kandungan Ribka dan Rahel lalu memberi mereka anak laki-laki (Kejadian 25:21; 30:22).

Anak-anak lelaki yang lahir bagi Sara, Ribka, dan Rahel itu—juga putra Maria berabad-abad kemudian (Lukas 1:30-31)—menunjukkan bagaimana Allah senantiasa menepati janji-Nya kepada Abraham: “Aku akan membuat engkau beranak cucu sangat banyak; engkau akan Kubuat menjadi bangsa-bangsa, dan dari padamu akan berasal raja-raja” (Kejadian 17:4-6). Pernyataan “atas karunia Tuhan perempuan itu mengandung” (Rut 4:13) memberitahukan bahwa anak Rut ini merupakan kelanjutan dari garis anak-anak perjanjian tersebut, dan bahwa raja-raja akan datang darinya. Anak ini, seperti yang kita ketahui nantinya, akan menjadi kakek dari raja Israel yang paling dicintai, Daud (4:21-22), dan dari-Nya kelak datang Sang Raja yang Kekal (Lukas 1:31-33).

Allah menepati apa yang Dia janjikan (Bilangan 23:19). Karena yakin bahwa Allah akan menepati janji-Nya, Yosua berkata, “Dari segala yang baik yang dijanjikan Tuhan kepada kaum Israel, tidak ada yang tidak dipenuhi; semuanya terpenuhi” (Yosua 21:45). Paulus mengucapkan hal senada, “Ia yang memanggil kamu adalah setia, Ia juga akan menggenapinya” (1 Tesalonika 5:24). Dia adalah Allah yang setia menepati janji-Nya.


Renungkan:

Berdasarkan perintah Alkitab, “Beranakcuculah dan bertambah banyak” (Kejadian 1:28), setujukah Anda bahwa orang Kristen masa kini harus memiliki lebih banyak anak? Mengapa?

Di dunia modern, apakah anak-anak dipandang sebagai berkat, atau justru masalah? Mengapa?

comment

journal

share


Seri Perjalanan Iman®  adalah materi terbitan Our Daily Bread Ministries.

Misi kami adalah menjadikan hikmat Alkitab yang mengubahkan hidup dapat dimengerti dan diterima oleh semua orang.

Hak dan Izin  |  Syarat dan Ketentuan  |  Kebijakan Privasi