Rut
oleh Sim Kay TeeIstri saya tahu bahwa masa hidupnya tinggal menghitung hari. Prognosis penyakit kanker stadium akhir membuatnya hanya bisa bertahan paling lama “beberapa bulan lagi”. Ia telah siap bertemu Tuhan. Suatu malam, saya bertanya kepadanya apa yang ia inginkan sebelum pergi. Jawabnya, “Aku ingin menggendong cucuku.” Namun, tak lama kemudian, ia berpulang ke rumah Bapa. Keinginannya tidak terpenuhi.
Berbeda dengan istri saya, Naomi mendapatkan keinginannya. Naomi bisa melihat dan menimang cucunya. Bayi itu bahkan diperhitungkan sebagai anak Naomi (Rut 4:17).
Para wanita—barangkali kalangan yang sama yang pernah menyambut kepulangan Naomi yang berdukacita dari Moab (1:19-21)—kini merayakan kelahiran anak Rut bersama Naomi yang bersukacita (4:14-15). Baru beberapa bulan sebelumnya, mereka menyaksikan perasaan hampa dan kepahitan sang janda (1:20-21). Sekarang, mereka melihat kepuasan dan kebahagiaan yang dialaminya sebagai kebaikan dan anugerah Allah. Mereka memuji Allah atas pemeliharaan-Nya yang setia dan pemberian-Nya yang murah hati. Mereka khususnya mengingatkan Naomi tentang dua berkat Allah yang sangat berharga.
Pertama, mereka memuji Allah karena memberikan Naomi seorang “penebus” yang lain. Allah sudah memberikan Boas bagi keluarganya, tetapi dengan kehadiran bayi laki-laki, Dia memberikan Naomi go’el yang lain. Berkat ganda itu meyakinkan Naomi bahwa nama keluarganya akan dipulihkan sepenuhnya. Perkataan mereka, “Terpujilah Tuhan, yang telah rela menolong engkau pada hari ini dengan seorang penebus” ternyata merupakan nubuatan. Dari garis keturunan go’el inilah akan datang Sang Penebus Agung, Yesus Kristus (Matius 20:28; Galatia 4:4-5), yang juga akan lahir di Betlehem (Mikha 5:1; Yohanes 7:42), “Juruselamat dunia” (1 Yohanes 4:14).
Kedua, para wanita itu mengingatkan Naomi bahwa Rut adalah berkat yang sangat berharga bagi dirinya. Mereka memuji Rut atas kasihnya yang luar biasa dan pengabdiannya yang tak tertandingi kepada Naomi. Untuk pertama kalinya dalam cerita ini (Rut 1:22), ia tidak disebut “Rut, perempuan Moab” (terakhir kali sebutan itu muncul di 4:10, persis sebelum pernikahannya dengan Boas). Bagi masyarakat yang lebih menghargai anak laki-laki daripada anak perempuan, pujian bahwa Rut “lebih berharga bagi [Naomi] dari tujuh anak laki-laki” adalah hal yang sangat luar biasa (4:15). Artinya, melalui Rut, Naomi menerima berkat luar biasa yang setara dengan tujuh anak laki-laki, gambaran sebuah keluarga ideal. Rut telah menerima pujian tertinggi yang dapat diberikan oleh masyarakatnya!
Yang menarik, Boas dan Rut tidak menamai anak mereka yang baru lahir. Penduduk di kota itulah yang memberi nama “Obed” (4:17), artinya “yang melayani.”30 Inilah satu dari dua peristiwa dalam Perjanjian Lama ketika seorang bayi tidak diberi nama oleh orangtua atau kerabat terdekatnya (Musa adalah yang satunya—lihat Keluaran 2:10). Obed lahir untuk melayani dan merawat Naomi pada masa tuanya (Rut 4:15). Kelak, melalui Daud cucunya, Obed akan melayani seluruh bangsa (4:17; Mazmur 89:4-5). Kelak keturunan Obed, “yang melayani,” akan menjadi Hamba Allah yang terbesar (Yesaya 42; 52:13–53:12), yang “datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang” (Markus 10:45). Pernyataan bahwa “[Obed] ayah Isai, ayah Daud” (Rut 4:17) memberikan petunjuk mengapa kisah ini ditulis. Hal ini akan dibahas dalam bacaan berikutnya.
Rasul Paulus mengatakan bahwa semua orang yang ada dalam Kristus diberkati secara berlimpah (Efesus 1:3). Bagaimana cara Allah memberkati Anda pada sebulan terakhir ini?
Secara khusus, apa satu berkat dari Allah yang sangat Anda syukuri? Mengapa?
Anda dapat memberi dampak yang berarti
Persembahan kasih seberapa pun memampukan Our Daily Bread Ministries untuk menjangkau orang-orang dengan hikmat Alkitab yang mengubah hidup.
Komentar (0)