Amsal
oleh David CookSalomo, yang diperkenalkan sebagai penulis utama kitab Amsal (1:1), adalah putra Daud. Ia adalah raja Israel yang meminta hikmat kepada Allah—dan menerimanya sedemikian rupa sehingga raja-raja lain mengirim utusan untuk mendengarnya secara langsung, dan Ratu Syeba terpukau karenanya (1 Raja-Raja 3:6-9; 4:29-34; 10:6-9).
Sayangnya, Salomo akhirnya disesatkan oleh istri-istri asingnya yang banyak (1 Raja-Raja 11:1-13). Jelaslah, tidak cukup dan tidak berguna jika kita hanya mengetahui tetapi tidak melakukan yang benar!
Salomo menulis 3.000 amsal dan 1.005 nyanyian (1 Raja-Raja 4:32). Dalam kitab Amsal, kita mempelajari hikmat dan didikan moral darinya. Kitab ini akan membuat kita mengerti perkataan yang bermakna (Amsal 1:2), dan hikmat untuk melakukan apa yang benar, adil, dan jujur (ay.3). Orang yang tak berpengalaman akan menjadi cerdas (ay.4); orang muda akan menerima pengetahuan dan kebijaksanaan (ay.4); orang bijak akan memperoleh tambahan ilmu (ay.5); dan orang yang berpengertian memperoleh tuntunan dan pertimbangan (ay.5-6). Siapa pun Anda, kitab ini ditujukan untuk Anda, karena mempelajari kitab ini akan memperkaya pengetahuan dan membentuk hidup Anda.
Namun, kitab Amsal bukan hanya sebuah buku untuk menjadikan orang berhikmat. Pernyataan utama kitab ini terdapat di ayat 7, “takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan”. Hal ini berarti menghormati Allah dan mengingat-Nya sebagai Pencipta dan Penebus kita, menerima kekuasaan dan kedaulatan penuh-Nya atas segala sesuatu, dan mengakui ketergantungan total kita kepada-Nya.
Segala pengetahuan dapat berasal dari pengamatan atas karya ciptaan maupun pewahyuan dari Sang Pencipta. Namun, pengamatan saja tidak cukup untuk menjawab pertanyaan tentang seperti apa Sang Pencipta, mengapa Dia mencipta, bagaimana Dia dapat dikenal, siapa kita, dan apa tujuan hidup kita; pertanyaan-pertanyaan ini hanya dapat dijawab melalui pewahyuan, yang memberikan kepada kita gambaran Allah yang seutuhnya. Untuk itu, kita dipanggil untuk mendengarkan apa yang Dia ajarkan, karena itulah yang menuntun kita kepada kunci pengetahuan sejati.
Di sisi lain, orang bodoh—tidak selalu berarti mereka tidak cerdas—adalah orang-orang yang menolak kedaulatan Allah, memandang rendah pewahyuan-Nya, dan menghina didikan serta hikmat-Nya (ay.7).
Kita tahu bahwa Amsal bermanfaat bagi empat kategori orang: yang tidak berpengalaman, yang muda, yang bijak, dan yang berpengertian (1:4-5). Termasuk kategori yang manakah Anda, dan apa yang bisa Anda dapatkan dengan mempelajari kitab Amsal?
Amsal 1 menyebut-kan dua cara untuk hidup: seperti orang bijak yang takut akan Tuhan, memperhatikan pewahyuan-Nya, dan hidup menurut firman-Nya; atau orang bodoh yang menolak hikmat dan didikan Allah, dan bergantung pada pemahamannya sendiri. Bagaimana menurut Anda?
Anda dapat memberi dampak yang berarti
Persembahan kasih seberapa pun memampukan Our Daily Bread Ministries untuk menjangkau orang-orang dengan hikmat Alkitab yang mengubah hidup.
Komentar (0)