Amsal

oleh David Cook

Hari 32

Baca Amsal 21

Hikmat Salomo yang luar biasa dari Tuhan diterangkan dalam 1 Raja-Raja 3 dan 4. Reputasinya tersebar luas sehingga “datanglah orang dari segala bangsa mendengarkan hikmat Salomo, dan ia menerima upeti dari semua raja-raja di bumi, yang telah mendengar tentang hikmatnya itu” (1 Raja-Raja 4:34). Karena itu, tidak heran Salomo banyak berbicara tentang raja dan penguasa dalam amsal-amsal karyanya.

Keduanya mengarah pada kebenaran yang sama—Allah berdaulat dan patut dihormati.

Amsal 21:1 adalah salah satu contohnya. Pada masa Salomo, para raja memiliki otoritas absolut dan percaya bahwa mereka berkuasa untuk membuat keputusan sesuai kehendak mereka sendiri. Namun, amsal ini mengingatkan dengan tegas bahwa Tuhan berdaulat dan memerintah atas segalanya—Tuhan adalah Raja di atas segala raja!

Semua raja adalah hamba Allah (lihat Roma 13:1-2)—bahkan mereka yang tidak mengakui-Nya. Mereka semua berada di bawah kekuasaan dan kendali-Nya (lihat yang Yesaya 41:2-4 dan 45:13 katakan tentang Koresh raja Persia yang dipakai Allah).

Amsal 21 diakhiri dengan pengingat lainnya (ay.30-31) bahwa tidak ada seorang pun yang dapat menghalangi tujuan Allah. Tidak ada rencana dan hikmat manusia yang dapat berhasil jika itu melawan Allah dan kehendak-Nya (ay.30). Begitu pula tidak ada peperangan, sebaik apa pun perencanaannya, yang bisa dimenangkan kecuali Tuhan mengizinkannya (ay.31).

Seperti Amsal 1:7 (“Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan”), 21:30 (“Tidak ada hikmat dan pengertian, dan tidak ada pertimbangan yang dapat menandingi Tuhan”) adalah ayat kunci dari keseluruhan kitab Amsal. Keduanya mengarah pada kebenaran yang sama—Allah berdaulat dan patut dihormati. Kebenaran ini seharusnya menggerakkan seluruh pikiran, tindakan, perkataan, dan sikap kita, dan menjadi dasar dari pengajaran-pengajaran lain yang terdapat dalam Amsal 21:

  • Tuhan menguji motivasi-motivasi tersembunyi (ay.2-4). Dia tidak bisa dibohongi, sebab Dia tahu isi hati manusia. Dia mencari integritas yang sejati, dan bisa melihat tanda-tanda kesombongan dalam hati.
  • Tidak ada yang salah dengan kekayaan itu sendiri, tetapi kekayaan tidak boleh didapatkan dengan mengorbankan integritas (ay.6). Dalam segala sesuatu yang Anda lakukan, ingatlah bahwa hasil akhir tidak membenarkan cara yang kita tempuh; jauhilah niat menghalalkan segala cara.
  • Janganlah meninggalkan jalan hikmat dan hidup saleh, atau Anda akan menderita akibat hukuman dosa—yaitu kematian (ay.16).
  • Rencanakan masa depan dan hiduplah dengan bijak, jangan hanya hidup untuk saat ini (ay.20). Amsal ini membandingkan orang bijak yang menyimpan persediaan makanan dengan orang bodoh yang memakan semuanya sampai habis.
  • Kejarlah kebenaran dan kasih (ay.21), sebab mereka akan mendatangkan berkat kehidupan, kemakmuran, dan kehormatan. Hal ini berarti menjalani hidup yang berkenan kepada Allah dan menjadi berkat bagi sesama.
  • Berhati-hatilah dengan godaan yang selalu hadir dalam bentuk keangkuhan yang berlebihan (ay.24). Dengan menolak teguran, menulikan telinga terhadap nasihat baik, dan mencemooh mereka yang menegur dan memberi nasihat, Anda sedang menjerumuskan diri kepada keangkuhan.

Renungkan:

Bagaimana mengetahui kedaulatan mutlak Allah atas segala yang kita lakukan telah mempengaruhi cara Anda hidup setiap hari? Apa pengaruhnya terhadap rencana-rencana dalam hidup Anda?

Renungkan apa yang dikatakan Amsal 21:2-4 tentang bagaimana Allah mengetahui dan melihat segalanya. Apa yang akan Dia lihat dalam hati dan motivasi-motivasi Anda? Apakah semua itu akan menyenangkan-Nya?

comment

journal

share


Seri Perjalanan Iman®  adalah materi terbitan Our Daily Bread Ministries.

Misi kami adalah menjadikan hikmat Alkitab yang mengubahkan hidup dapat dimengerti dan diterima oleh semua orang.

Hak dan Izin  |  Syarat dan Ketentuan  |  Kebijakan Privasi