Amsal

oleh David Cook

Hari 33

Baca Amsal 22:1-16

Kitab Ayub menunjukkan apa yang terjadi ketika sebuah rumus diterapkan secara kaku dan tanpa kepekaan. Menurut teman-temannya, Ayub menderita pasti karena ia telah berbuat dosa. Hal ini didasarkan pada prinsip bahwa dosa selalu menyebabkan hukuman dan kebenaran selalu membawa berkat.

Demikian pula Amsal bukanlah rumusan, hukum, atau janji yang kaku; melainkan suatu pengamatan dan generalisasi yang diilhami oleh Allah atas kehidupan manusia.

Namun, hidup tidak selalu berjalan menurut rumusan yang pasti. Dalam Mazmur 73:1-14, pemazmur melihat bahwa orang kaya lolos dari hukuman atas dosa dan kesombongan mereka, sementara ia menanggung kesengsaraan meski telah menjaga hatinya bersih. Dalam Ayub 42:7, kita juga melihat Allah menegur teman-teman Ayub karena telah salah paham tentang diri-Nya.

Demikian pula Amsal bukanlah rumusan, hukum, atau janji yang kaku; melainkan suatu pengamatan dan generalisasi yang diilhami oleh Allah atas kehidupan manusia.

Amsal 22:6 adalah salah satu contohnya. Ayat itu memperhatikan bahwa pada umumnya mendidik anak sejak dini dengan prinsip-prinsip yang baik serta instruksi dan disiplin yang tepat akan menghasilkan orang dewasa yang terus berjalan di jalan yang benar. Pengasuhan anak yang bertanggung jawab sudah sepatutnya menghasilkan keturunan yang bertanggung jawab dan dewasa sebagai buahnya. Meski demikian, ini bukanlah janji yang pasti; sebaliknya, ini adalah pengamatan yang mendorong perlunya pengasuhan anak yang baik. Amsal ini tidak boleh disalahartikan dengan mengatakan bahwa seorang anak yang tidak bertumbuh dengan baik adalah hasil dari cara asuh yang salah, atau anak yang tumbuh dengan baik pasti terbentuk dari pengasuhan yang baik.

Amsal-amsal lainnya dalam pasal ini berisi pengamatan umum yang serupa tentang kehidupan:

  • Pada umumnya, hidup rendah hati dalam takut akan Tuhan memungkinkan orang untuk memperoleh reputasi terhormat dan kekayaan (ay.4). Tentu saja, ini tidak berarti orang yang rendah hati akan selalu menjadi kaya dan dihormati.
  • Untuk menjaga jiwa kita, kita perlu bertahan di jalan hikmat, menghindari pergaulan dengan orang fasik, dan melawan pengaruh mereka, sebab semua itu akan menjerumuskan kita ke jalan yang dipenuhi duri dan perangkap (ay.5). Hal ini umumnya akan menjaga kita dari bahaya-bahaya tersebut—tetapi itu tidak berarti kita takkan menghadapi kesulitan di sepanjang jalan kita.
  • Anda akan menuai apa yang Anda tabur (ay.8). Meski kita mungkin tidak melihat bukti dari kebenaran ini selama kita hidup, yang pasti hal itu akan terbukti dalam kekekalan. Inilah yang ditemukan Asaf, penulis Mazmur 73, setelah merenungkannya. Setelah bertanya-tanya mengapa hidup orang fasik terlihat baik-baik saja, ia melihat kesudahan mereka, ketika Allah menaruh mereka “di tempat-tempat licin” dan menjatuhkan mereka “sehingga hancur” (Mazmur 73:17-18).
  • Kemurahan hati akan menuntun kepada berkat untuk mereka yang terlibat di dalamnya, termasuk sang pemberi dan si penerima (Amsal 22:9). Namun, prinsip ini tidak seharusnya membuat orang serakah dengan niat hanya memberi untuk menerima!

Ayat 15 memberikan amsal lain tentang membesarkan anak. Baris pertama memberikan diagnosisnya: kebodohan datang secara alamiah kepada anak-anak—lagipula kita semua terlahir sebagai pendosa. Baris kedua menyediakan resepnya: disiplin yang disengaja dan didikan yang penuh perhatian akan menyingkirkan kebodohan tersebut. Bimbingan orangtua sangatlah penting, sebab anak-anak yang dibiarkan begitu saja pada umumnya tidak akan bertumbuh dengan baik.

Ketika ditanya apa yang dilakukan dengan waktunya, seorang ibu Kristen menjawab, “Aku seorang tukang bangunan.” Lalu, ia ditanya lagi, “Bangunan apa?” Jawabnya: “Aku membangun karakter anak-anakku!”


Renungkan:

Bagaimana pengalaman pribadi Anda dengan apa yang dikatakan Amsal 22 tentang hasil dari kerendahan hati, menjauhi pergaulan yang buruk, dan kemurahan hati? Bagaimana Anda akan memahami amsal-amsal di pasal ini dengan wawasan yang Anda terima dari bacaan hari ini dan juga pengalaman Anda sendiri?

Lihatlah motivasi-motivasi Anda sendiri dalam melakukan beberapa hal yang disebutkan di pasal ini (misalnya, bermurah hati). Apakah Anda terdorong oleh Amsal 22?

comment

journal

share


Seri Perjalanan Iman®  adalah materi terbitan Our Daily Bread Ministries.

Misi kami adalah menjadikan hikmat Alkitab yang mengubahkan hidup dapat dimengerti dan diterima oleh semua orang.

Hak dan Izin  |  Syarat dan Ketentuan  |  Kebijakan Privasi