Amsal

oleh David Cook

Hari 37

Baca Amsal 25

Setelah wafatnya Salomo, bangsa Israel terpecah menjadi dua kerajaan—kerajaan utara Israel, yang terdiri atas 10 dari total 12 suku; dan kerajaan selatan Yehuda, yang terdiri dari 2 suku lainnya, Benyamin dan Yehuda.

Manusia tidak tahu segala sesuatu, tetapi Allah tahu, dan Dia menyingkapkan kepada kita apa yang perlu kita ketahui.

Hizkia, seorang keturunan Daud, adalah raja Yehuda ke-13. Dalam masa pemerintahannya, bangsa Asyur telah menaklukkan Israel dan ingin mengalahkan Yehuda juga. Hizkia, yang merupakan seorang raja yang saleh, “percaya kepada Tuhan, Allah Israel” dan berpegang pada perintah-perintah-Nya (2 Raja-Raja 18:5). Lalu, Allah melepaskan Yehuda dari cengkeraman Asyur. Karena menganggap bahwa hukum dan hikmat Allah perlu dipertahankan bagi generasi selanjutnya, Hizkia menyuruh para juru tulis untuk menyusun sekitar 100 amsal Salomo ke dalam Amsal 25 sampai 29. Hal ini dilakukan pada masa ketika kerajaannya tidak aman dan penuh ancaman.

Amsal 25:2-3 mengingatkan para pembaca akan tempat Allah dan raja. Manusia tidak tahu segala sesuatu, tetapi Allah tahu, dan Dia menyingkapkan kepada kita apa yang perlu kita ketahui. Raja Israel melambangkan Allah, tetapi tetap ada hal-hal yang tidak diketahuinya. Selalu ada beberapa hal dalam kehidupan yang bersifat misteri, dan kadangkala hati raja serta keputusannya tidak dapat dipahami. Pada saat-saat seperti itu, kita hanya dapat mempercayai Allah, yang mengetahui segala sesuatu dan menetapkan raja untuk memerintah dalam nama-Nya.

Amsal 25 berisi sejumlah perbandingan dan perkataan hikmat yang penting:

  • Lebih baik memulai dengan rendah hati daripada melebih-lebihkan nilai diri kita—lalu dipermalukan (ay.6-7; bandingkan Lukas 14:7-11).
  • Teguran yang benar dan bijaksana sama berharganya seperti emas, perak, dan perhiasan yang indah (Amsal 25:11-12).
  • Seorang pesuruh yang dapat diandalkan menyegarkan tuannya, seperti minuman dingin yang diberikan pada saat orang bekerja keras (ay.13).
  • Sebuah janji kosong ibarat cuaca yang tampaknya menjanjikan hujan tetapi tidak terjadi (ay.14).
  • Madu itu manis dan sedap untuk dimakan, tetapi jika yang baik itu terlalu banyak maka akibatnya tidak mengenakkan (ay.16,27). Hindarilah sesuatu yang berlebihan atau ekstrem, lebih baik yang secukupnya saja.
  • Sebuah kesaksian bohong atau palsu dapat merusak dan menyakitkan seperti pedang yang menusuk daging atau gada yang dipukulkan (ay.18).
  • Berhati-hatilah kepada siapa Anda percaya (ay.19). Mengandalkan teman yang tidak setia pada masa kesulitan itu bagaikan menggunakan gigi yang rusak pada saat makan atau memakai kaki yang lumpuh untuk berlari—hal itu bukan saja tidak berguna, tetapi juga terasa menyakitkan.
  • Berusaha menyenangkan orang yang tertekan dengan menyanyikan lagu gembira merupakan bentuk ketidakpekaan dan berpotensi semakin menyakiti—seperti mengucurkan cuka pada sebuah luka atau merebut jaket seseorang ketika ia kedinginan (ay.20).
  • Kedamaian dalam pernikahan lebih penting daripada kenyamanan fisik sebuah rumah (ay.24; bandingkan 21:9,19). Lebih baik tinggal di atap rumah atau di padang gurun—di tempat yang terbuka—daripada tinggal di dalam rumah bersama pasangan yang suka bertengkar.
  • Berita pada masa itu mungkin tidak dapat disampaikan dengan cepat, tetapi ketika akhirnya berita baik diterima pendengarnya, hal itu memberi hidup dan menghidupkan kembali jiwa yang lelah (25:25).
  • Seseorang yang mengkompromikan integritasnya mencemari dirinya sendiri (ay.26). Jagalah diri Anda agar tetap murni dan lawanlah kejahatan!
  • Kurangnya pengendalian diri membuat seseorang terancam bahaya (ay.28).

Renungkan:

Raja Hizkia sungguh menghargai hukum Allah dan hikmat, serta melakukan yang terbaik untuk memeliharanya dalam hati rakyatnya. Seberapa besar Anda menghargai hikmat Allah? Apa saja langkah praktis yang dapat Anda ambil untuk menjaga hikmat itu dalam pikiran dan hati Anda?

Manakah amsal di pasal 25 ini yang paling berkesan bagi Anda? Bagaimana Anda dapat menerapkan hikmat itu dalam hidup Anda sendiri?

comment

journal

share


Seri Perjalanan Iman®  adalah materi terbitan Our Daily Bread Ministries.

Misi kami adalah menjadikan hikmat Alkitab yang mengubahkan hidup dapat dimengerti dan diterima oleh semua orang.

Hak dan Izin  |  Syarat dan Ketentuan  |  Kebijakan Privasi