Amsal

oleh David Cook

Hari 36

Baca Amsal 24:23-34

Sebelum kita kembali kepada amsal-amsal Salomo, kita memiliki lima amsal lagi dari “orang bijak” (Amsal 24:23-34). Ada kemungkinan isinya diadaptasi dari amsal bijak Mesir kuno, walaupun para ahli juga belum begitu yakin. Tema dalam amsal-amsal ini adalah masyarakat yang tertata baik serta menjunjung keadilan dan kejujuran. Keduanya adalah sifat Allah yang tecermin pada ciptaan-Nya, ketika hikmat memastikan segala sesuatu berjalan teratur dan tidak kacau (8:30).

Kita harus mengusahakan ketulusan dan kejujuran. Ucapan bohong yang menipu merupakan cara si Ular dan harus dihindari.

Suatu masyarakat tertata baik apabila:

  • Yang bersalah dihukum karena pengadilan tidak memandang bulu (24:23-25).
  • Perkataan diucapkan dengan jujur, dan dilihat sebagai berkat serta kebaikan (ay.26).
  • Kesaksian palsu dan penipuan dijauhi (ay.28).

Kita hidup dalam masyarakat yang mendiamkan “kebohongan putih”—kebohongan kecil-kecilan yang bermaksud baik, atau kebohongan yang diucapkan dengan enteng untuk menyelamatkan muka atau menghindari rasa malu. Namun, segala bentuk kebohongan adalah salah dan menunjukkan kegagalan untuk menghadapi kenyataan. Bohong putih, menurut psikolog Jordan B. Peterson di dalam bukunya, 12 Rules to Life: An Antidote to Chaos, merupakan “ucapan yang dibuat orang ketika mereka berusaha mempengaruhi dan memanipulasi orang lain”. Kita harus mengusahakan ketulusan dan kejujuran. Ucapan bohong yang menipu merupakan cara si Ular dan harus dihindari.

Amsal 24:30-34 merupakan paralel yang mirip dengan 6:6-11, karena sama-sama mengamati soal kemalasan dan membandingkan si pemalas dengan semut pekerja. Di 24:30-34, si pemalas mengabaikan kebun anggur dan temboknya (ay.31) karena ia lebih memilih beristirahat dan tidur; hidupnya tidak didasarkan pada kenyataan bahwa kemalasan hanya membawa kepada kemiskinan. Teolog John Calvin menyebutkan tiga sifat buruk yang selalu ada, bahkan di antara para hamba Tuhan—”kemalasan, hasrat meraih keuntungan, dan nafsu untuk berkuasa”.7

Kemalasan sangat mudah menyerang kita dan harus dilawan dengan mengerjakan aktivitas yang berarti dan produktif. Jadilah seperti semut yang memberikan manfaat bagi kebutuhan masyarakatnya.

7John Calvin, Bible Commentaries On The Catholic Epistles (Germany: Jazzybee Verlag, 2012), 92.

Renungkan:

Dalam situasi apa saja Anda mungkin tergoda untuk mengatakan sebuah kebohongan putih? Apa langkah-langkah praktis yang bisa Anda ambil untuk menghindari godaan tersebut?

Bagaimana peringatan yang ada di Amsal 24:33-34 dapat diterapkan dalam kehidupan modern? Bagaimana kita dapat menyeimbangkan kebutuhan akan istirahat dengan peringatan terhadap kemalasan?

comment

journal

share


Seri Perjalanan Iman®  adalah materi terbitan Our Daily Bread Ministries.

Misi kami adalah menjadikan hikmat Alkitab yang mengubahkan hidup dapat dimengerti dan diterima oleh semua orang.

Hak dan Izin  |  Syarat dan Ketentuan  |  Kebijakan Privasi