Amsal

oleh David Cook

Hari 38

Baca Amsal 26

Ada tiga karakter utama dalam Amsal 26: si bebal (ay.1-12), si pemalas (ay.13-16), dan si pembuat masalah (ay.17-28).

Jangan sampai kita tidak dapat diajar seperti si bebal!

Si bebal (ay.1-12) adalah orang yg tidak berpijak pada kenyataan. Ia tidak menyadari kebutuhannya sendiri, dan menyepelekan nasihat orang lain, karena ia pikir ia tahu segalanya (ay.12). Ia sombong dan menganggap dirinya hebat. Kita dinasihati untuk tidak menghormati orang bebal (ay.1,8), berdebat dengannya (ay.4,5), mempercayainya (ay.6,10), mendengarkannya (ay.7,9), atau mengandalkannya (ay.10). Seperti seekor kuda atau keledai, si bodoh hanya dapat dikendalikan dengan kekerasan. Jangan sampai kita tidak dapat diajar seperti si bebal!

Si pemalas (ay.13-16) tidak beranjak dari tempat tidurnya dan beralasan bahwa meninggalkan rumah itu berbahaya (ay.13). Terpatok pada tempat tidurnya, ia bergerak-gerak tetapi tidak bangun, seperti sebuah pintu yang menempel erat pada engselnya (ay.14)—ia dan tempat tidurnya benar-benar tidak dapat terpisahkan. Seperti si bebal, si pemalas juga menipu diri sendiri dan berpikir bahwa ia tidak membutuhkan nasihat yang bijak (ay.16). Ia tidak hanya malas, tetapi juga sombong.

Si pembuat masalah (ay.17-28) mungkin menawan hati (ay.25) tetapi penuh tipu daya (ay.24) dan tidak dapat menahan diri untuk ikut campur dalam masalah orang lain, yang tidak ada berhubungan dengan dirinya (ay.17). Mulutnya adalah masalah besarnya: ia bergosip (ay.20), memulai pertengkaran (ay.21), berlagak mengasihi tetapi memendam kebencian dan kejahatan (ay.23-26), dan berbohong (ay.28).

Perkataan seseorang dapat menunjukkan kondisi hatinya. Namun, perkataan si pembuat masalah penuh tipuan, dan menyembunyikan apa yang ada di hatinya (ay.23). Walaupun gosip yang dikatakannya bagaikan sedap-sedapan yang enak ditelan (ay.22), sesungguhnya itu adalah panah yang mematikan (ay.18).

Tiga karakter dalam Amsal 26 ini sangat kontras dengan orang bijak yang telah kita baca pada hari-hari yang lalu. Orang bijak mengenal dirinya serta batas kemampuannya; ia mencari kebenaran, hidup dengan rendah hati, memenuhi tanggungjawabnya, bekerja dengan rajin, memastikan bahwa perkataannya mendatangkan damai, dan mendengarkan nasihat yang bijaksana.


Renungkan:

Bercerminlah pada apa yang dilakukan atau tidak dilakukan si bebal, si pemalas, dan si pembuat masalah. Adakah sifat, sikap, atau tindakan mereka pada diri Anda? Mintalah kepada Allah kerendahan hati dan kesanggupan untuk jujur kepada diri Anda sendiri—dan kepada-Nya.

Apa yang dapat Anda lakukan untuk menghindari kesalahan-kesalahan tersebut?

comment

journal

share


Seri Perjalanan Iman®  adalah materi terbitan Our Daily Bread Ministries.

Misi kami adalah menjadikan hikmat Alkitab yang mengubahkan hidup dapat dimengerti dan diterima oleh semua orang.

Hak dan Izin  |  Syarat dan Ketentuan  |  Kebijakan Privasi