Amsal

oleh David Cook

Hari 45

Baca Amsal 30:1-14

Siapa Agur? Tak banyak yang kita ketahui tentang orang ini. Agur anak Yake hanya muncul sekali dalam Alkitab, yaitu di Amsal 30:1. Yang kita ketahui tentang Agur adalah ia seorang yang rendah hati. Hal ini terlihat dari apa yang disampaikannya di Amsal 30:2-3.

Karena wahyu tentang hal-hal rohani ini datang langsung dari Allah sendiri—bukan penemuan manusia—kita dapat yakin bahwa wahyu itu sepenuhnya benar dan dapat diandalkan.

Dalam Alkitab, pengajaran hikmat biasanya dimulai dengan penulis yang mendorong para pendengarnya untuk memperhatikan perkataan hikmatnya. Namun, Agur justru memulainya dengan mengakui kebodohannya dan kebutuhannya akan hikmat dari Tuhan. Inilah langkah awal untuk menerima pencerahan sejati dari Allah.

Di ayat 4, Agur menyatakan bahwa tak satu pun manusia sanggup melakukan apa yang Allah telah lakukan. Pewahyuan kebenaran Allah, dan kedatangan-Nya ke dalam dunia untuk menyatakan kebenaran itu, merupakan keunikan dari iman Kristen. Dalam Yohanes 3:12-13, Tuhan Yesus berkata bahwa Dialah yang telah turun dari surga untuk memberitakan hal-hal surgawi kepada kita. Karena wahyu tentang hal-hal rohani ini datang langsung dari Allah sendiri—bukan penemuan manusia—kita dapat yakin bahwa wahyu itu sepenuhnya benar dan dapat diandalkan.

Itulah sebabnya Agur menegaskan bahwa firman Tuhan itu murni (Amsal 30:5-6). Firman Tuhan adalah sumber hikmat terbaik, karena sudah cukup dan tak perlu lagi ditambah dengan hikmat manusia yang penuh cela. Kita diingatkan untuk tidak menambahi firman Tuhan yang kudus (ay.6; bandingkan Wahyu 22:18-19).

Agur lalu meminta Allah agar menjauhkan dirinya dari kebohongan, dan memberinya rasa puas serta hidup secukupnya (Amsal 30:7-8). Orang berhikmat tahu kekayaan berlimpah bisa membuatnya lupa bergantung pada Allah, sementara kemiskinan yang begitu melarat dapat mendesaknya menjadi pencuri (ay.9). Kedua permohonan ini—untuk memuliakan nama Allah dan mencukupkan diri dengan apa yang disediakan-Nya—akan muncul kembali dalam doa yang Yesus ajarkan di Matius 6:9 dan 11.

Di Amsal 30:10, Agur mengingatkan kita agar tidak mencampuri urusan orang lain dengan membuat tuduhan palsu terhadap seorang hamba kepada tuannya. Perbuatan itu bisa membuat kita dikutuk oleh sang tuan.

Di ayat 11-14, Agur melanjutkan penuturannya dengan mencantumkan empat ciri karakter atau tindakan kesombongan yang harus kita hindari:

  • Mengutuki orangtua (ay.11). Perintah ke-5 dengan jelas mengatakan bahwa kita harus menghormati orangtua kita (Keluaran 20:12), sementara Keluaran 21:17 dan Amsal 30:17 memberikan peringatan yang jelas terhadap mereka yang menghina dan melawan orangtua.
  • Kemunafikan (ay.12). Orang sombong percaya bahwa dirinya benar, sehingga buta terhadap dosa mereka sendiri.
  • Kesombongan (ay.13). Mereka memandang rendah orang lain dan percaya bahwa mereka lebih tinggi daripada sesamanya.
  • Kekejaman dan keserakahan (ay.14). Orang sombong mencari cara untuk menghancurkan orang lain lewat perkataan dan perbuatan mereka. Mereka tidak segan-segan menindas orang miskin dan berkekurangan.

Penulis Kristen, C. S. Lewis, berkata bahwa kesombongan adalah “pemikiran yang sama sekali melawan Allah”,11 sementara John Calvin menggambarkannya sebagai cermin dari ketidakpercayaan akan Allah.12 Bobroknya kesombongan terlihat dari kurangnya rasa hormat kepada orang-orang terdekat, pengabaian akan kekurangan diri dan kesombongan itu sendiri, serta kekerasan hati terhadap mereka yang membutuhkan pertolongan. Di sisi lain, keyakinan dan kepercayaan yang sejati kepada Allah akan menghasilkan kerendahan hati dan belas kasihan, karena kita menyadari kebergantungan mutlak kita kepada-Nya dan pentingnya mempedulikan sesama.

11 C. S. Lewis, Mere Christianity.
12 John Calvin, John Calvin’s Complete Commentary on the Bible (Harrington, DE: Delmarva Publications, 2013).

Renungkan:

Agur menunjukkan kerendahan hati dan kesadaran yang kuat akan dosa dan kebutuhannya (Amsal 30:2-3). Bagaimana jika dibandingkan dengan sikap Anda? Mintalah agar Allah menolong Anda untuk jujur dalam menilai sikap Anda di bawah terang firman Tuhan.

Renungkan penjelasan Agur tentang kesombongan. Adakah yang menyinggung tentang pikiran, perkataan, atau tindakan Anda?

comment

journal

share


Seri Perjalanan Iman®  adalah materi terbitan Our Daily Bread Ministries.

Misi kami adalah menjadikan hikmat Alkitab yang mengubahkan hidup dapat dimengerti dan diterima oleh semua orang.

Hak dan Izin  |  Syarat dan Ketentuan  |  Kebijakan Privasi