Amsal
oleh David CookAgur termasuk orang yang pandai mengamati. Ia memandang dunia ini dengan rasa takjub kanak-kanak, tetapi pengamatannya sangat dewasa dan mendalam. Ia adalah pengamat kehidupan yang sangat rajin, dan ia mengundang kita untuk ikut berpikir bersamanya. Hari ini kita akan melihat beberapa daftar yang dicatat Agur di Amsal 30.
Di ayat 15, ia memperingatkan kita akan keserakahan yang tidak pernah terpuaskan, lewat ilustrasi tentang lintah dan kedua anak perempuannya yang hidup dari darah satu sama lain dan tak pernah kenyang. Tema ini dilanjutkan empat hal lain yang juga tak pernah terpuaskan (ay.16): kuburan yang menanti orang mati; rahim yang seharusnya berisi janin tetapi mandul; tanah gersang yang mendambakan air; dan api yang terus membakar segala sesuatu. Walaupun ada dua contoh yang merujuk pada kehancuran (kematian dan api), dan dua contoh lainnya merujuk pada kehidupan (kelahiran dan air), keempatnya menggambarkan hasrat yang tak pernah terpuaskan.
Di ayat 18-19, Agur menunjukkan daftar lain. Kali ini tentang empat hal yang mengherankan baginya: Bagaimana rajawali dapat terbang begitu lama di angkasa? Bagaimana ular dapat bergerak demikian cepat tanpa kaki? Bagaimana sebuah kapal besar bisa tetap terapung sementara kerikil kecil malah tenggelam? Bagaimana pria dan wanita bisa saling jatuh cinta? Misteri dan keajaiban dari keempat hal ini—terutama yang terakhir soal cinta antara pria dan wanita—membentuk suatu perbandingan mencolok dengan jalan sesat dari perempuan yang berzina (ay.20). Sikapnya yang masa bodoh tentang seks di luar nikah dan hilangnya seluruh kepekaan moralnya justru membuat kita muak ketimbang terpesona.
Selanjutnya, Agur menunjukkan daftar empat ketidakadilan yang merusak tatanan yang ada dan berujung pada akibat yang mengerikan (ay.21-23): seorang hamba yang tak layak memerintah; orang bebal yang diberkati meskipun ia fasik; wanita yang tak disukai orang tetapi menikah—kemungkinan besar akan membawa kesulitan besar pada suaminya; dan seorang hamba wanita yang memakai segala cara untuk merebut posisi majikan wanitanya. Keempat contoh ini berbicara tentang ganjaran dari kebodohan dan kemaksiatan, sehingga menyebabkan rusaknya tatanan masyarakat.
Berikutnya Agur membuat daftar empat makhluk kecil yang menggambarkan hikmat (ay.24-28). Hikmat tidak selalu berkaitan dengan ukuran atau kekuatan fisik. Ada empat binatang kecil— semut, pelanduk, belalang, dan cicak—yang hidup dengan bijak dan sukses. Semut merencanakan masa depan; pelanduk membuat rumah yang aman; belalang mengatur diri mereka; dan cicak yang pandai memilih tempat tinggal terbaik di istana raja.
Daftar ini lalu diikuti dengan empat binatang atau orang yang gagah (ay.29-31) yaitu singa, ayam jantan, kambing jantan, dan raja yang kuat.
Agur menyimpulkan hasil pengamatannya dengan sebuah peringatan di ayat 32-33: tipu muslihat dan usaha untuk membangkitkan amarah akan membawa perselisihan, sepasti mentega yang dihasilkan susu dan darah yang muncul dari hidung yang ditekan. Penafsir Alkitab, Derek Kidner, menyimpulkan Amsal 30 sebagai seruan Agur bagi kita untuk mempunyai kerendahan hati lewat penghormatan (ay.1-9), pengendalian diri (ay.10-17), pengamatan atas hal-hal yang mengherankan (ay.18-31), dan perilaku yang suka damai (ay.32-33).13
Diamlah, lepaskan tipu daya, dan carilah hikmat dari Dia yang Mahabijaksana. Takjublah akan ciptaan dan hikmat-Nya dalam mengutus Anak-Nya untuk memungkinkan kita menjadi ciptaan yang baru!
Renungkanlah hasil pengamatan dari Agur tentang keserakahan, dan pikirkan tentang hasrat, keinginan, dan kebutuhan Anda sendiri. Bagaimana selama ini Anda berusaha memuaskan semua itu? Bagaimana Anda dapat menerapkan pelajaran dari Agur dalam hidup Anda?
Apakah Anda terlibat dalam suatu tipu daya? Bagaimana Anda bisa menyelidiki pikiran, rencana, dan maksud hati Anda di bawah terang firman Tuhan?
Anda dapat memberi dampak yang berarti
Persembahan kasih seberapa pun memampukan Our Daily Bread Ministries untuk menjangkau orang-orang dengan hikmat Alkitab yang mengubah hidup.
Komentar (0)