Amsal

oleh David Cook

Hari 47

Baca Amsal 31:1-9

Bagian terakhir kitab Amsal ini mencantumkan Raja Lemuel sebagai penulisnya. Tidak banyak yang kita ketahui tentang Lemuel. Lemuel, yang berarti “milik Allah”, hanya sekali disebutkan di dalam Alkitab, meskipun beberapa ahli meyakininya sebagai nama samaran dari raja lain, entah Salomo atau Hizkia.

Nasihat ibu Lemuel juga berlaku untuk kita di masa kini, baik kita sebagai pemimpin yang berpengaruh ataupun tidak.

Perkataan Lemuel disajikan sebagai pengajaran dari ibunya dan dibagi menjadi dua bagian: nasihat untuk raja dalam memerintah dan menjalankan keadilan (Amsal 31:2-9), dan penggambaran tentang seorang istri yang luar biasa (ay.10-31). Sekarang, kita melihat nasihat ibu Lemuel tentang hal-hal yang seharusnya tidak ia lakukan (ay.3-7) dan yang seharusnya ia lakukan (ay.8-9).

Yang pertama, Lemuel tidak boleh menyerah pada godaan seksual yang tak terkendali (ay.3) dan minuman keras (ay.4-7)—dua godaan yang sangat nyata dihadapi oleh seorang pria dengan kekuasan dan kekayaan.

Larangan untuk memberikan “kekuatanmu kepada perempuan” mengulangi peringatan yang diberikan kepada raja-raja di Ulangan 17:17: seorang raja tidak boleh mempunyai banyak istri, karena mereka akan menyesatkannya. Inilah kejatuhan Salomo. Amoralitas tidaklah sesuai dengan kebijaksanaan dalam memerintah, karena raja adalah wakil Allah dan haruslah seorang yang berintegritas; tidak boleh ada perbedaan antara kehidupan pribadi dan kehidupan di depan umum (Amsal 5–7).

Kecanduan minuman keras juga tidak sesuai dengan kebijaksanaan dalam memerintah (Amsal 31:4-5), karena raja akan kehilangan akal budi yang jernih untuk membuat keputusan yang bijaksana. Anggur dan bir dapat menyebabkan raja lupa atau mengabaikan kewajibannya untuk melindungi masyarakat terlemah yang sepenuhnya bergantung pada raja (ay.5). Tidak seperti mereka yang menderita atau sengsara, raja tidak patut bermabuk-mabukan untuk melupakan kesengsaraannya (ay.6-7), karena ia harus selalu waspada.

Yang kedua, Lemuel harus melindungi orang-orang yang miskin, berkekurangan, dan tertindas (ay.8-9) dengan membela mereka dan menghakimi dengan adil. Orang yang miskin dan berkekurangan tidak mampu membayar suap atau seorang pengacara, sehingga raja harus membela hak-hak mereka (lihat 16:12). Karena kata-katanya sangat berpengaruh (16:10) dan dianggap sebagai hukum, raja memiliki tanggung jawab khusus untuk mempedulikan rakyat jelata.

Nasihat ibu Lemuel juga berlaku untuk kita di masa kini, baik kita sebagai pemimpin yang berpengaruh ataupun tidak. Kita juga dapat mendoakan para pemimpin kita untuk memperhatikan perkataan bijak ini. Pengkhotbah Peter Marshall, mantan Pembina rohani Senat Amerika Serikat, pernah berdoa seperti ini untuk para pemimpin: “Jangan biarkan ambisi pribadi membuat mereka tidak melihat kesempatan yang tersedia bagi mereka. Tolonglah mereka berjuang melawan kemunafikan dalam diri mereka. Berikanlah mereka akal sehat yang ilahi dan kerinduan melayani yang akan membuat mereka rela mengabdi dan bukan untuk mencari keuntungan.“14

14 Catherine Marshall, ed., The Prayers of Peter Marshall (New York: McGraw-Hill Book Company, 1985).

Renungkan:

Pengaruh apa yang Anda miliki di komunitas, tempat kerja, dan keluarga? Dengan pengaruh yang Anda miliki, bagaimana Anda bisa mengutamakan kepentingan orang yang miskin dan berkekurangan di sekitar Anda?

Apa yang dapat Anda doakan bagi para pemimpin negara, tempat kerja, dan gereja Anda hari ini?

comment

journal

share


Seri Perjalanan Iman®  adalah materi terbitan Our Daily Bread Ministries.

Misi kami adalah menjadikan hikmat Alkitab yang mengubahkan hidup dapat dimengerti dan diterima oleh semua orang.

Hak dan Izin  |  Syarat dan Ketentuan  |  Kebijakan Privasi