Amsal

oleh David Cook

Hari 49

Baca Amsal 31:10-31

Lewat penggambaran wanita yang luar biasa ini, Amsal 31:30 memberikan kunci dari karakter dan kegiatannya yang mulia: semua yang dilakukannya mengalir keluar dari siapa dirinya—yaitu “isteri yang takut akan Tuhan”. Kemolekan hanyalah kemasan luar dan kecantikan bisa berlalu; tetapi bagi wanita ini, tidak peduli berapa pun usianya atau suasana hatinya, sikap takutnya akan Allah akan terus menjadi faktor yang memotivasi dirinya seumur hidup.

Hikmat sejati berarti takut akan Tuhan dan hidup sesuai dengan tujuan-Nya.

Jadi, kitab Amsal ditutup sama dengan pembukaannya, yakni menekankan penghormatan kepada Allah (1:7 dan 31:30) sebagai permulaan pengetahuan dan motivasi untuk hidup dalam kebenaran. Penelitian ilmiah, yang didasarkan pada percobaan dan pengamatan, tidak dapat memberikan jawaban bagi pertanyaan-pertanyaan terbesar dalam hidup, seperti: “Siapakah aku?”, “Mengapa aku ada?”, “Apa makna kehidupan ini?”, dan “Ke mana aku akan pergi?” Ilmu pengetahuan tidak dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan ini dengan meyakinkan karena memang semua itu berada di luar area percobaan dan pengamatan. Hanya Allah yang bisa, maka kita mengandalkan pewahyuan—firman-Nya—untuk memberikan kita pengertian. Kita belajar menafsirkan seluruh kehidupan melalui lensa firman-Nya, Alkitab.

Di sepanjang buku ini, kita mendefinisikan hikmat sebagai hidup menurut jalan Allah. Ini berarti kita tidak mengabaikan, merendahkan, atau mencoba memanipulasi-Nya, melainkan kita memuja dan mempercayai-Nya.

Hikmat sejati berarti takut akan Tuhan dan hidup sesuai dengan tujuan-Nya. Tujuan Allah adalah untuk memuliakan diri-Nya sebagai Pencipta dan Penebus: Dia adalah Pemilik yang sah, Dia berhak karena Dialah yang mencipta, lalu karena Dia juga menebus, yang dilakukan-Nya dengan kehidupan dan kematian Putra-Nya, Tuhan Yesus Kristus. Dengan memahami tujuan Allah tersebut, kita memiliki jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan besar itu.

Dalam Perjanjian Baru, hidup bijak berarti hidup yang dijalani di dalam Kristus, Sang hikmat Allah yang menjadi manusia (Yohanes 1:14). Kehidupan kita dijalani dalam pertobatan dan iman kepada Allah, dan diselaraskan dengan rencana-Nya untuk menghapuskan dosa kita dan melahirbarukan kita. Sebagai orang-orang yang menjadi milik Allah karena diciptakan dan kemudian ditebus-Nya, kita harus menjalani hidup yang baru sesuai dengan pola kehidupan Yesus dan nasihat yang diberikan di dalam Perjanjian Baru.

Oleh darah-Mu, Domba tak bercela,
Rela Kau tumpahkan bagiku,
Kiranya hatiku milik-Mu sepenuh,
Dan hidupku untuk-Mu seluruh.
—F. R. Havergal


Renungkan:

Bacalah Amsal 31:10-30 sekali lagi. Bagaimana wanita cakap itu menunjukkan hikmat lewat cara hidupnya?

Renungkan kehidupan dan aktivitas Anda. Bagaimana semua itu jika dibandingkan dengan kehidupan dan aktivitas sang wanita cakap? Bagaimana Anda dapat menunjukkan hikmat Allah lewat hidup Anda?

comment

journal

share


Seri Perjalanan Iman®  adalah materi terbitan Our Daily Bread Ministries.

Misi kami adalah menjadikan hikmat Alkitab yang mengubahkan hidup dapat dimengerti dan diterima oleh semua orang.

Hak dan Izin  |  Syarat dan Ketentuan  |  Kebijakan Privasi