Amsal

oleh David Cook

Hari 6

Baca Amsal 3:21-35

Sang ayah mendesak anaknya untuk terus mengejar hikmat dengan memperlihatkan mengapa Allah mendambakannya dan apa hasil dari hikmat itu. Ia menambahkan penekanan dengan cara memohon kepada anaknya untuk tidak melewatkan dan melepaskan aspek ganda dari hikmat: kebijaksanaan atau akal sehat, dan pertimbangan atau pengertian yang matang (Amsal 3:21).

Inilah buah-buah hikmat: kemampuan untuk bersikap cerdas dalam menanggapi suatu masalah, dan kesanggupan untuk mempertimbangkan dan berpikir dengan matang segala akibat yang mungkin terjadi sebelum menjalankan melakukan sesuatu.

Inilah buah-buah hikmat: kemampuan untuk bersikap cerdas dalam menanggapi suatu masalah, dan kesanggupan untuk mempertimbangkan dan berpikir dengan matang segala akibat yang mungkin terjadi sebelum menjalankan melakukan sesuatu. Dengan kata lain, hikmat menyebabkan kita berhenti dan berpikir dalam-dalam. Manfaat melakukan hal itu digariskan di ayat 22-25: ketika kita hidup sesuai jalan Allah, Dia akan menjaga kita (ay.26).

Kebijaksanaan dan pertimbangan yang baik akan selalu tampak dalam integritas hubungan dengan sesama: Orang yang bijak tidak akan menunda atau menahan kebaikan kepada sesama, tidak akan berbuat kejahatan, tidak akan semena-mena, dan tidak iri hati kepada orang yang melakukan kelaliman (ay.27-31). Dengan kata lain, orang bijak akan menjadi anggota masyarakat yang rajin dan turut serta menciptakan damai serta menjaga keharmonisan.

Tuhan sendiri yang mendukung nasihat-nasihat ini: Dia membenci yang sesat (ay.32), mengutuk orang fasik (ay.33), mencemooh pencemooh (ay.34), karena hal-hal tersebut bertentangan dengan karakter dan kehendak-Nya. Sebaliknya, Dia bergaul erat dengan orang jujur (ay.32), memberkati orang benar (ay.33), mengasihani orang yang rendah hati (ay.34; bandingkan Yakobus 4:6). Sang anak didorong untuk memilih jalan yang benar.

Sang ayah menutup dengan satu peringatan terakhir di ayat 35: orang yang bijak akan mewarisi kehormatan atau nama baik, tetapi orang bebal pada akhirnya akan dipermalukan.

Inilah aspek-aspek hidup yang bijaksana: melakukan segala sesuatu dengan pertimbangan yang matang dan sungguh-sungguh; melihat setiap masalah dengan berkomitmen kepada integritas dan keutamaan dari firman Allah; berpikir baik-baik tentang akibat-akibat yang mungkin timbul dari suatu perbuatan. Jangan sekali-kali melewatkannya (ay.21)!


Renungkan:

Bagaimana Anda dapat menerapkan pertimbangan dan kebijaksanaan yang matang atas masalah-masalah yang sedang Anda hadapi sekarang?

Renungkanlah Amsal 3:21-22 dengan sungguh-sungguh. Usaha apa yang perlu Anda tempuh untuk mempertahankan pola hidup tersebut? Mohonlah agar Allah menolong Anda memelihara dan tidak melewatkan unsur-unsur hikmat tersebut.

comment

journal

share


Seri Perjalanan Iman®  adalah materi terbitan Our Daily Bread Ministries.

Misi kami adalah menjadikan hikmat Alkitab yang mengubahkan hidup dapat dimengerti dan diterima oleh semua orang.

Hak dan Izin  |  Syarat dan Ketentuan  |  Kebijakan Privasi