Amsal

oleh David Cook

Hari 5

Baca Amsal 3:13-20

Dalam perikop ini, ungkapan berbahagia yang pertama di Amsal, terdengar gema dari Mazmur 1, Mazmur 119, dan Matius 5. Orang yang menemukan hikmat telah menemukan kebahagiaan sejati!

Berusaha untuk hidup bahagia di dalam dunia Allah tanpa melibatkan Yesus Kristus, yang oleh-Nya segala sesuatu diciptakan, adalah usaha yang sia-sia.

Nilai tak terhingga dari hikmat digambarkan dalam Amsal 3:14-15: “keuntungannya melebihi keuntungan perak, dan hasilnya melebihi emas” (ay.14), serta “lebih berharga dari pada permata” (ay.15). Hikmat menambah kuantitas sekaligus kualitas hidup: anugerah umur panjang sebagai tanda berkat Allah, kehormatan, dan kekayaan (ay.16), dan jalannya penuh bahagia dan sejahtera (ay.17).

Sebutan “pohon kehidupan” (ay.18) membawa kita kembali ke Taman Eden (Kejadian 2:9). Akses ke pohon kehidupan itu sirna ketika Adam dan Hawa mendengarkan suara ular. Dalam Alkitab, “pohon kehidupan” seringkali melukiskan hidup yang diberkati dan berbuah (lihat Amsal 11:28-30; 13:12).

Peran hikmat dalam penciptaan dijelaskan di 3:19-20: hikmat Allah adalah sumber ciptaan yang teratur. Jika Allah menciptakan keteraturan dan ritme hidup melalui hikmat, maka orientasi terbaik yang dapat kita miliki dari hidup dalam dunia ciptaan Allah ini adalah mengenal hikmat yang dipakai-Nya untuk menciptakan dunia.

Bagi orang-orang beriman di Perjanjian Lama, hikmat itu ditemukan dalam takut akan Tuhan (1:7). Bagi kita di masa kini, hal itu berarti mengikut Yesus Kristus, hikmat Allah (1 Korintus 1:24,30). Karena “segala sesuatu dijadikan oleh Dia” (Yohanes 1:3) dan “segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia” (Kolose 1:16).

Berusaha untuk hidup bahagia di dalam dunia Allah tanpa melibatkan Yesus Kristus, yang oleh-Nya segala sesuatu diciptakan, adalah usaha yang sia-sia. Yesus adalah hikmat yang menjanjikan kita hidup dalam segala kelimpahan (Yohanes 10:10).

Amsal 3 mencerminkan keprihatinan besar dari seorang ayah yang penuh kasih agar anaknya mengenali nilai hikmat dan berjalan di dalamnya. Mengenal hikmat adalah karunia sekaligus tanggung jawab. Demikian juga, Yesus Kristus adalah karunia Allah yang terbesar bagi kita; meski demikian, untuk bertumbuh dalam Kristus kita juga perlu tekun berdoa, mendengarkan firman Allah, menolak suara bujukan Iblis, dan berjalan di jalan kebenaran.


Renungkan:

Apa yang ditawarkan hikmat kepada kita dalam hal kuantitas dan kualitas hidup? Menurut Anda, apa kunci untuk menjalani hidup yang berhikmat?

Apa tanggapan Anda terhadap fakta bahwa bertumbuh dalam hikmat adalah karunia sekaligus tanggung jawab?

comment

journal

share


Seri Perjalanan Iman®  adalah materi terbitan Our Daily Bread Ministries.

Misi kami adalah menjadikan hikmat Alkitab yang mengubahkan hidup dapat dimengerti dan diterima oleh semua orang.

Hak dan Izin  |  Syarat dan Ketentuan  |  Kebijakan Privasi