Filipi
oleh David SanfordJika kita meminta Allah menjaga hati dan pikiran kita dalam Kristus Yesus, apa yang seharusnya kita pikirkan? Jawaban Paulus dalam bacaan hari ini menggambarkan Yesus Kristus dan Alkitab dengan tepat.
Merenungkan firman Allah yang tertulis (Alkitab) dan Firman yang menjadi manusia (Yesus) mungkin terdengar mudah, tetapi sebenarnya memiliki kesulitan tersendiri.
Mengenal dan mengasihi adalah dua hal yang berbeda. Sebelum pertobatannya dalam perjalanan ke Damsyik (Kisah Para Rasul 9:1-31), Saulus mengenal isi kitab Taurat lebih baik daripada kebanyakan rekan-rekannya, tetapi ia sangat membenci Yesus. Namun, setelah bertobat, hatinya berubah total!
Banyak orang Kristen memiliki kitab, cerita tentang Yesus, atau khotbah favoritnya masing-masing. Sikap favorit itu bukan masalah asalkan bagian lain tidak dilewatkan. Tak cukup bagi kita untuk membaca Alkitab sepotong-sepotong, atau dari awal sampai akhir tetapi hanya sekali. Para pendeta atau pengajar biasanya menyarankan untuk membaca tiga pasal sehari sehingga Alkitab bisa tuntas dalam setahun. Kadang-kadang, saya mengkhususkan satu tahun guna membaca Perjanjian Baru sebanyak empat kali. Tulisan-tulisan Injil memikat hati kita untuk semakin mengasihi Tuhan dan Juruselamat kita, karena itu kita tak boleh mengabaikannya.
Banyak di antara kita pernah mencintai seseorang di masa lampau. Tentu itu berbeda sama sekali dengan kasih yang teguh, setia, serta berlangsung setiap hari sampai selama-lamanya. Setelah salah satu khotbah Yesus yang paling kontroversial, “banyak murid-murid-Nya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia” (Yohanes 6:26-66). Kemudian, Dia berpaling kepada kedua belas murid-Nya dan bertanya apakah mereka juga ingin pergi. Petrus menjawab, “Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal; dan kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah” (Yohanes 6:67-69).
Adakalanya hati kita menjadi dingin. Namun, seperti yang kita pelajari dari Filipi 4:6-7, kita bisa mengatasinya dengan cara mengungkapkan hal itu kepada Allah, menyampaikan permohonan kita dalam doa, dan bersyukur atas jawaban yang akan Dia berikan. Terkadang, setelah saya meminta kepada Allah, jawaban-Nya langsung datang keesokan paginya sehingga saya tertawa geli sambil berpikir, “Mengapa tidak sejak awal saya mengutarakannya kepada Allah.” Sesungguhnya, bacaan hari ini sekaligus pengalaman hidup mengingatkan kita bahwa jawaban hidup kita hanya terdapat dalam firman Allah dan Yesus Kristus. Kiranya kasih kita terhadap firman Tuhan dan Yesus Kristus terus bertumbuh.
Seberapa banyak isi kitab Injil yang telah Anda baca setahun terakhir? Apa target Anda untuk tahun ini?
Berapa banyak isi Alkitab yang telah Anda baca dalam beberapa tahun terakhir? Sekali lagi, apa target Anda untuk tahun ini?
Anda dapat memberi dampak yang berarti
Persembahan kasih seberapa pun memampukan Our Daily Bread Ministries untuk menjangkau orang-orang dengan hikmat Alkitab yang mengubah hidup.
Komentar (0)