Filipi

oleh David Sanford

Hari 30

Baca Filipi 4:20-23

Tibalah waktunya Paulus menaikkan doksologi (pujian kepada Allah), salam, dan berkat penutup bagi saudara-saudari dalam Kristus yang dikasihinya di kota Filipi.

Salam seperti itu mengikatkan kita dalam kasih persaudaraan Kristen dan memberikan kesaksian yang teguh bagi dunia yang menyaksikannya.

Pertama, ia memuji, “Dimuliakanlah Allah dan Bapa kita selama-lamanya! Amin” (Filipi 4:20). Seperti pujiannya kepada Allah dalam surat-surat yang lain, Paulus memberi hormat dan kemuliaan bagi Allah Bapa. Demikian juga dengan doksologi dalam surat Ibrani, 1 Petrus, Yudas, dan Wahyu. Meskipun penyembahan kita dengan benar dimulai dari Allah Bapa, tidak berarti bahwa kita tidak memuliakan Yesus Kristus dan Roh Kudus. Kita bersyukur kepada Allah Bapa karena Dia telah mengutus Anak-Nya, dan syukur yang sama juga kita ucapkan karena keberadaan Roh Kudus.

Demikianlah, setiap hari Minggu, berjuta-juta orang Kristen di seluruh dunia bernyanyi:

Puji Allah Bapa, Putra; Puji Allah Rohul Kudus; Ketiganya yang esa; Pohon s’lamat sumber berkat. (Doksologi KPPK 53)

Kedua, Paulus mengucapkan tiga salam. Ia memulai dengan berkata, “Sampaikanlah salamku kepada tiap-tiap orang kudus dalam Kristus Yesus” (Filipi 4:21). Yang dimaksud di sini adalah semua orang percaya dalam jemaat di Filipi. Selanjutnya, “Salam kepadamu dari saudara-saudara, yang bersama-sama dengan aku” (ay.21), yaitu Timotius, Epafroditus, dan beberapa orang lain. Terakhir, “Salam kepadamu dari segala orang kudus, khususnya dari mereka yang di istana Kaisar” (ay.22). Yang dimaksud adalah orang-orang Kristen di kota tempat Paulus dipenjara, dan juga termasuk mereka yang menerima Yesus Kristus melalui kesaksian pribadi Paulus (Filipi 1:13,14,16).

Kini perjalanan antar kota dan negara telah menjadi hal yang lazim, dan untuk itu kita harus mengingat teladan Paulus. Saat tiba di suatu tempat baru, hendaklah kita memberi salam kepada saudara seiman dalam Kristus. Mari kita menyampaikan salam dari orang-orang percaya di kota (dan negara) asal kita. Salam seperti itu mengikatkan kita dalam kasih persaudaraan Kristen dan memberikan kesaksian yang teguh bagi dunia yang menyaksikannya.

Terakhir, Paulus mengucapkan berkat. Sekilas, berkat penutup ini tampak serupa dengan salam pembuka dalam Filipi 1:2, “Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus menyertai kamu.” Doa pada bagian akhir surat ini memberikan berkat yang sama, “Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus menyertai rohmu” (4:23). Bersama-sama, keduanya seperti bingkai yang mengapit seluruh isi surat.

Setiap kali kita bertemu dengan saudara-saudari seiman, amat baik jika kita berpisah dengan ucapan berkat yang serupa. Hal itu akan memberkati semua yang hadir dan mendatangkan hormat, kemuliaan, serta pujian kepada Tuhan dan Juruselamat kita.


Renungkan:

Dalam berbagai persekutuan orang Kristen, manakah di antara ketiga hal ini—doksologi, salam, berkat—yang pernah Anda dengar? Seberapa sering Anda mendengarnya?

Setelah selesai menelusuri seluruh surat Paulus kepada jemaat Filipi, hal apa yang paling ingin ditanamkan dalam ingatan Anda?

comment

journal

share


Seri Perjalanan Iman®  adalah materi terbitan Our Daily Bread Ministries.

Misi kami adalah menjadikan hikmat Alkitab yang mengubahkan hidup dapat dimengerti dan diterima oleh semua orang.

Hak dan Izin  |  Syarat dan Ketentuan  |  Kebijakan Privasi