Filipi

oleh David Sanford

Hari 29

Baca Filipi 4:18-19

Dalam dua ayat ini, Paulus terus memuji orang-orang percaya di Filipi. Pertama, ia memberikan konfirmasi bahwa persembahan dari mereka sudah diterimanya: “Aku telah menerima semua yang perlu dari padamu, malahan lebih dari pada itu. Aku berkelimpahan, karena aku telah menerima kirimanmu dari Epafroditus” (Filipi 4:18). Ungkapan “lebih dari pada itu” memberikan kesan bahwa Epafroditus menambahkan pemberian dari kantongnya sendiri di samping kiriman resmi dari jemaat Filipi.

Persembahan yang kita berikan dengan murah hati akan memberkati sesama dan menjadi korban yang menyukakan hati Allah.

Kedua, Paulus melukiskan pemberian tersebut dengan ungkapan ibadah yang indah: “Suatu persembahan yang harum, suatu korban yang disukai dan yang berkenan kepada Allah” (ay.18). Ungkapan itu mengacu kepada ukupan kudus yang dipersembahkan kepada Tuhan di dalam Kemah Suci dan Bait Suci dengan mengutip kata-kata dari Perjanjian Lama berdasarkan pengetahuan Paulus yang mendalam tentangnya. Ukupan yang terbakar menghasilkan aroma yang sangat harum. Persembahan jemaat Filipi itu amat berharga dan indah, tak hanya bagi Paulus, tetapi juga bagi Allah.

Seperti biasa, Tuhan menjadi teladan tertinggi: “Hiduplah di dalam kasih, sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai persembahan dan korban yang harum bagi Allah” (Efesus 5:2).

Karena itulah Petrus menyebut kita “suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah” (1 Petrus 2:5). Paulus menegaskan bahwa “barangsiapa melayani Kristus dengan cara ini [kebenaran, damai sejahtera, dan sukacita oleh Roh Kudus], ia berkenan pada Allah” (Roma 14:17-18). Dalam tulisan lain, ia menambahkan, “Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati” (Roma 12:1).

Ketiga, Paulus memberikan janji terakhir kepada jemaat Filipi yang murah hati: “Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus” (Filipi 4:19). Janji ini ditujukan untuk semua, tetapi terasa dekat dengan hati kita masing-masing. Janji tersebut menggemakan firman Tuhan Yesus dalam Khotbah di Bukit. Yesus berkata, “Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai? Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu. Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu” (Matius 6:31-33).

Persembahan yang kita berikan dengan murah hati akan memberkati sesama dan menjadi korban yang menyukakan hati Allah. Sebagai balasnya, Allah berjanji untuk memenuhi semua kebutuhan kita “menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus” (Filipi 4:19).


Renungkan:

Ketika menerima pemberian yang murah hati, bagaimana cara Anda menyatakan terima kasih kepada si pemberi?

Saat Anda merasakan dorongan Allah untuk memberikan persembahan dengan murah hati, apa yang bisa menolong Anda untuk tidak merasa khawatir? Bagaimana perasaan Allah melihat korban persembahan Anda?

comment

journal

share


Seri Perjalanan Iman®  adalah materi terbitan Our Daily Bread Ministries.

Misi kami adalah menjadikan hikmat Alkitab yang mengubahkan hidup dapat dimengerti dan diterima oleh semua orang.

Hak dan Izin  |  Syarat dan Ketentuan  |  Kebijakan Privasi