Rut
oleh Sim Kay TeeNaomi mendorong Rut untuk menikah lagi (Rut 3:1). Orangtua Yahudi merancang pernikahan bagi anak mereka (Kejadian 24:3-4), termasuk bagi anak perempuan dan menantu perempuan yang telah menjanda. Naomi tahu ada beberapa penebus dalam keluarga besarnya yang dapat membeli kembali tanah Elimelekh, memelihara mereka, serta meneruskan garis keturunan keluarga. Karena cinta telah bersemi antara Boas dan Rut, Naomi berencana mewujudkan pernikahan mereka. Ia lihai mencari kesempatan. Yang bermasalah adalah cara yang ditempuhnya untuk menyatukan mereka. Mungkin, Naomi adalah orang yang menghalalkan segala cara asal tujuannya baik.
Naomi lalu berencana memanfaatkan daya tarik fisik Rut (Rut 3:2-4). Sejumlah penafsir melihat bagian ini dan menyimpulkan bahwa tidak benar telah terjadi perbuatan tak pantas di sini. Akan tetapi, Rut berdandan dan mendekati Boas yang baru selesai “makan dan minum dan hatinya gembira” (3:7)—dengan kata lain saat ia sedang mabuk anggur (mirip dengan Kejadian 19:30-33 dan 1 Samuel 25:36)—di tempat pengirikan yang kotor di kegelapan malam. Hal itu menunjukkan ada yang tidak beres. Tempat pengirikan dikenal sebagai tempat perbuatan asusila pada musim panen (lihat Hosea 9:1).20
Petunjuk Naomi yang berbunyi, “Datanglah dekat, singkapkanlah selimut dari kakinya dan berbaringlah di sana” (Rut 3:4) telah menyulitkan banyak penafsir Alkitab. Sebagian mengartikannya secara harfiah: Rut disuruh menyingkapkan selimut Boas agar ia terbangun karena dinginnya malam, lalu mereka pun bisa membicarakan masa depan mereka bersama. Namun, tiga kata yang digunakan di sini (“singkapkan,” “kaki,” dan “berbaring”) memiliki konotasi seksual yang sangat kuat dalam bahasa aslinya.21 Dalam Perjanjian Lama, kata “kaki” sering dipakai sebagai cara halus untuk mengacu kepada alat kelamin (Keluaran 4:25; Yesaya 7:20; Yehezkiel 16:25).22 Tampaknya, rencana Naomi sama sekali tidak baik atau kudus. Melihat nasihatnya, situasi, tempat, dan waktu dalam rencana Naomi, sejumlah pakar Alkitab meyakini bahwa ia menyuruh Rut menggoda Boas untuk melakukan dosa seksual! Kita tidak perlu heran, sebab semua ini terjadi “pada zaman para hakim memerintah” (Rut 1:1).
Rut mungkin tidak tahu bahwa Boas bukan kerabat terdekat, tetapi Naomi seharusnya tahu bahwa Boas bukanlah sanak yang paling bertanggung jawab untuk menikahi Rut. Sebutan yang dipakai Naomi dalam Rut 3:2 untuk menggambarkan Boas bukanlah sapaan yang akan digunakannya terhadap kerabat terdekat. Namun, jika mereka telah berhubungan seksual, Boas pun wajib menikahi Rut (Ulangan 22:28-29). Andaikata maksud Naomi bukan seperti itu, ia tetap tidak melakukan “apa yang dianggap baik oleh semua orang” (Roma 12:17 BIS). Ia tidak menjauhkan diri “dari segala jenis kejahatan” (1 Tesalonika 5:22). Pertemuan pada malam hari yang dilakukan sembunyi-sembunyi ini, jika diketahui orang, akan mempermalukan Boas dan Rut serta mencoreng nama baik mereka.
Selanjutnya kita tahu, Rut dan Boas memang mau menikah. Memang itulah juga rencana Allah. Pertanyaannya, bagaimana hal itu akan terwujud? Dengan cara Tuhan atau lewat rencana kotor Naomi? Saat berusaha meraih kesempatan, janganlah kita memanfaatkan orang dan situasi untuk mendapatkan keinginan kita. Kita perlu memastikan bahwa cara yang kita ambil memang sesuai etika dan Alkitab. Tujuan yang baik tidak membenarkan cara yang salah.
Bagaimana pendapat Anda tentang rencana Naomi (Rut 3:1-4)? Setuju atau tidakkah Anda dengan hal tersebut?
Seandainya Anda menjadi Naomi, apa yang akan Anda lakukan untuk mendorong Rut dan Boas menikah?
Anda dapat memberi dampak yang berarti
Persembahan kasih seberapa pun memampukan Our Daily Bread Ministries untuk menjangkau orang-orang dengan hikmat Alkitab yang mengubah hidup.
Komentar (0)