Rut
oleh Sim Kay TeePernikahan adalah penyatuan yang kudus dan sangat intim antara dua individu, pria dan wanita. Namun, pernikahan tak hanya menjadi urusan pribadi, tetapi pasti melibatkan komunitas. Kedua mempelai tentu menginginkan berkat dari Allah dan komunitas mereka saat membangun keluarga baru. Dalam banyak upacara pemberkatan, pendeta yang memimpin ibadah menutup kebaktian dengan meminta jemaat berdoa dan memohonkan berkat Allah bagi mempelai. Saya yakin, persetujuan dan berkat dari jemaat akan mendukung kelanggengan pernikahan.
Boas meminta para tua-tua dan penduduk kota menjadi saksinya (Rut 4:9-10), tetapi mereka juga mau berdoa bagi kedua mempelai. Doa berkat mereka meliputi tiga hal yang sangat khusus (4:11-12). Bacaan hari ini membahas dua di antaranya.
Pertama, mereka berdoa bagi Rut: “Tuhan kiranya membuat perempuan yang akan masuk ke rumahmu itu sama seperti Rahel dan Lea, yang keduanya telah membangunkan umat Israel” (4:11). Penyebutan Rahel dan Lea secara khusus—dari peristiwa 900 tahun silam—sangatlah penting. Seperti Rut, keduanya berasal dari bangsa asing penyembah berhala dan kemudian bersatu dengan orang Israel (Kejadian 31:19-20). Rahel mandul bertahun-tahun sebelum ia mempunyai anak (Kejadian 29:31). Demikian juga Rut tidak mempunyai anak di Moab (Rut 1:4-5).
Rahel dan Lea memberi Yakub dua belas anak yang menjadi leluhur bangsa Israel. Penduduk kota sekarang berdoa agar Tuhan menjadikan Rut seorang ibu yang subur. Dengan mengabdi kepada Allah Yahweh, Rut telah mengabdikan dirinya kepada umat Allah (4:16). Warga Betlehem sekarang menerima Rut sepenuhnya menjadi bagian dari komunitas mereka. Sejak saat itu, ia tak lagi disebut “Rut, perempuan Moab” (Rut 1:22; 2:2,6,21; 4:5,10). Mereka menaikkan statusnya sama seperti Rahel dan Lea—seorang anggota, ibu, dan di atas segalanya, leluhur bangsa mereka, Israel.
Kedua, mereka berdoa untuk Boas agar ia “menjadi makmur di Efrata dan biarlah nama[nya] termasyhur di Betlehem” (4:11). Penggunaan kata “Efrata”—nama kuno Betlehem pada zaman para leluhur—merupakan hal penting, karena dalam bahasa Ibrani berarti “subur.”27 Itulah doa agar Boas mempunyai banyak keturunan. Mandat perkawinan masih tetap sama: “Beranakcuculah dan bertambah banyak” (Kejadian 1:28). Anak adalah berkat, bukan kutuk; mereka adalah karunia Allah (Rut 4:12; Mazmur 127:3-5; 128:3-4).
Melalui anak-anak kita, Allah sedang membangun keluarga kita dengan setia. Seperti penduduk kota itu, kita perlu memohon berkat Allah atas keluarga kita, sebab “jikalau bukan Tuhan yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya” (Mazmur 127:1).
Boas sudah menjadi orang terkemuka, “kaya dan terpandang” (Rut 2:1 BIS) serta dikenal luas karena kemurahan hatinya. Kini, mereka berdoa agar ia semakin “termasyhur di Betlehem” (4:11).
Allah akan menjawab doa-doa mereka dengan cara-cara yang “jauh lebih banyak” daripada yang dapat mereka minta atau bayangkan (Efesus 3:20). Cucu Boas, Isai, kelak mempunyai delapan anak laki-laki, dan yang bungsu akan menjadi raja Israel yang terbesar sekaligus yang paling dikasihi (Rut 4:21-22; 1 Samuel 17:12), yakni Daud, dan darinyalah lahir Sang Raja kekal—Yesus Kristus, Juruselamat mereka (Mikha 5:1; Yesaya 11:10; Roma 15:12).
Boas dan Rut kini begitu terkenal, buktinya kita masih membahas kisah mereka sampai sekarang. Allah sendiri yang menegakkan keluarga mereka selama-lamanya (2 Samuel 7:16; Mazmur 89:5).
Dalam hal apakah pernikahan menjadi urusan bersama dalam komunitas? Apa saja peran jemaat dalam kehidupan pernikahan Anda?
Jika para penatua gereja berdoa, “Biarlah engkau menjadi makmur [di gereja] dan biarlah namamu termasyhur [di tengah komunitas Anda],” bagaimana Anda ingin jemaat mengenal dan mengingat Anda?
Anda dapat memberi dampak yang berarti
Persembahan kasih seberapa pun memampukan Our Daily Bread Ministries untuk menjangkau orang-orang dengan hikmat Alkitab yang mengubah hidup.
Komentar (0)