Rut
oleh Sim Kay TeeSuatu kali, saya diminta mengajar tentang Injil Matius kepada sebuah kelompok pendalaman Alkitab. Rancangan pelajaran yang diberikan kepada saya diawali dengan Matius 1:18. Tujuh belas ayat pertama tidak diikutsertakan. Mengapa? Penyelenggara menjelaskan bahwa tidak ada yang perlu diajarkan dari perikop itu, sebab isinya hanya daftar nama-nama tak dikenal. Ia tidak ingin kelas itu jadi membosankan karena membicarakan silsilah yang panjang.
Apa yang harus kita perbuat dengan banyaknya catatan silsilah dalam Alkitab (misalnya 1 Tawarikh 1–9; Matius 1:1-17; Lukas 3:23-38)? Banyak dari kita hanya melihat sepintas atau melewatkannya sama sekali. Sulit untuk melihat apa manfaat daftar nama itu bagi kita.
Meski demikian, catatan itu adalah firman Allah dan dicantumkan oleh Roh Kudus secara khusus, maka tentu ada yang bisa dipelajari dari situ (2 Timotius 3:16). Silsilah dalam Alkitab menunjukkan bahwa Allah melaksanakan rencana dan tujuan-Nya melalui orang-orang nyata yang hidup di dunia nyata. Nama-nama itu menunjukkan bahwa Allah mempedulikan sejarah, keluarga-keluarga, dan tiap individu. Silsilah Alkitab menunjukkan bahwa Allah memakai orang-orang yang tidak sempurna untuk menjalankan rencana-Nya dan memenuhi tujuan-Nya.
“Inilah keturunan Peres” (Rut 4:18). Kisah Perez dicatat dalam Kejadian 38. Skandal memalukan di balik kelahirannya telah kita bahas dalam bacaan sebelumnya, juga alasan namanya disebut dalam doa penduduk kota (4:12, lihat Hari 24). Selain karena adanya soal penebus (go’el) dan perkara menikahi janda dari mendiang saudara, ada alasan ketiga mengapa silsilah ini ditelusuri sampai kepada Peres.
Menjelang kematiannya, Yakub, kakek Peres, telah menubuatkan bahwa seorang raja akan lahir dari garis keluarga ini: “Tongkat kerajaan tidak akan beranjak dari Yehuda ataupun lambang pemerintahan dari antara kakinya, sampai dia datang yang berhak atasnya, maka kepadanya akan takluk bangsa-bangsa” (Kejadian 49:10). Peres, anak Yehuda, menjadi penghubung nubuatan tentang Yehuda dengan kisah cinta Boas dan Rut. Memang akan ada raja-raja pada garis keluarga tersebut. Boas dan Rut adalah kakek dan nenek buyut Raja Daud.
Sebenarnya, nubuat itu masih terus digenapi. Dinasti Daud masih berlanjut. Waktunya akan datang ketika Putra Daud yang lebih agung, “Singa dari suku Yehuda, yaitu tunas Daud”, akan memerintah bangsa-bangsa (Kejadian 49:9; Wahyu 5:5), ketika kelak “dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: ‘Yesus Kristus adalah Tuhan,’ bagi kemuliaan Allah, Bapa” (Filipi 2:10-11). Kisah Rut menceritakan kisah Raja Daud, dan kisah Sang Raja segala raja.
Setujukah Anda bahwa silsilah-silsilah yang dicantumkan dalam Alkitab tidak lagi berarti bagi orang Kristen zaman sekarang? Mengapa?
Bagaimana Anda dapat memaknai dan menerapkan silsilah Daud (Rut 4:17-22) dalam kehidupan Anda di masa kini?
Anda dapat memberi dampak yang berarti
Persembahan kasih seberapa pun memampukan Our Daily Bread Ministries untuk menjangkau orang-orang dengan hikmat Alkitab yang mengubah hidup.
Komentar (0)