Rut

oleh Sim Kay Tee

Hari 6

Baca Rut 1:14-18

Salah satu lagu terkenal dari film Sister Act keluaran tahun 1992 adalah “I Will Follow Him” yang dilantunkan oleh sekelompok biarawati pada akhir film. Lagu asli yang berkisah tentang cinta seorang remaja kepada kekasihnya itu menjadi hit pada tahun 1963. Namun, aktris Whoopi Goldberg dan para biarawati dalam film itu mengubah lagu tersebut menjadi soal iman dan pengabdian kepada Tuhan. Pengabdian dan kasih sayang yang diekspresikan dalam lagu tersebut tentu mewakili perasaan Rut saat ia meyakinkan ibu mertuanya dengan berlinang air mata, “Ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi, dan di mana engkau bermalam, di situ jugalah aku bermalam: bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku” (Rut 1:16), suatu perkataan yang sangat terkenal.

Bagian ini adalah kisah pertobatan Rut.

Berbeda dengan Orpa, Rut tidak menyerah karena perkataan Naomi tentang masa depannya yang akan suram di Betlehem (1:14). Dalam usaha terakhirnya untuk menyuruh Rut pergi, Naomi seakan memohon, “Rut, lihatlah, saudari iparmu telah membuat pilihan yang lebih baik dan bijak. Ikutlah dengannya dan kembalilah menyembah allahmu Kamos” (lihat 1:15). Amat menyedihkan, Naomi percaya bahwa ilah-ilah Moab bisa menolong Rut melebihi Allah Israel! Ironisnya, Rut seorang Moab memiliki iman yang lebih besar kepada Allah Israel dibandingkan Naomi sendiri.

Alkitab tidak menceritakan bagaimana Rut bisa mengenal Allah Yahweh dan juga apa yang ia ketahui tentang Dia. Mungkin Naomi—sekalipun lemah imannya saat itu—telah memberi pengaruh positif kepada Rut. Kita melihat betapa berbaktinya para menantu Naomi kepadanya. Tentu Naomi pernah menceritakan kepada mereka bagaimana Tuhan menyelamatkan orang Yahudi dari perbudakan, memberi mereka suatu negeri, dan menjadikan mereka sebuah bangsa. Pengetahuan Rut tentang-Nya telah cukup banyak hingga ia ingin menyembah Allah bangsa Yahudi ketimbang para ilah Moab. Terlepas dari bujukan dan tekanan untuk tidak percaya, saat menghadapi keputusan terpenting dalam hidupnya, Rut “berbalik dari berhala-berhala kepada Allah untuk melayani Allah yang hidup dan yang benar” (1 Tesalonika 1:9). Bagian ini adalah kisah pertobatan Rut.

“Ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi, dan di mana engkau bermalam, di situ jugalah aku bermalam: bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku” (Rut 1:16). Ayat ini telah menjadi ungkapan klasik tentang pengabdian dan kesetiaan iman seorang Kristen. Meski tahu bahwa dirinya akan hidup lebih lama daripada Naomi dan kelak sendirian di negeri asing setelah Naomi meninggal, Rut tetap membuat komitmen seumur hidup yang tak bisa ditarik kembali untuk tinggal di Betlehem. Komitmen itu dimeteraikannya dengan sumpah dalam nama “TUHAN” (YHWH atau Yahweh dalam bahasa Ibrani), nama Allah dalam ikatan perjanjian dengan umat-Nya (1:17). Rut bahkan memohonkan kutuk atas dirinya jika kelak ia memungkiri janji tersebut. Betapa bulat tekadnya!

Seorang pengajar Alkitab mengatakan bahwa Lot, leluhur Rut (Kejadian 19:36-37), dengan sengaja memilih hidup di luar Tanah Perjanjian (13:11-12). Kini Rut, keturunannya, membalikkan keputusan tersebut dengan memilih untuk mati di negeri pemberian Allah. Dalam kebudayaan zaman itu, tanah tempat seseorang dikuburkan menunjukkan tambatan hati dan rumahnya yang sejati (cth. Yosua 24:30,32). Naomi bukanlah satu-satunya orang yang pulang ke rumah. Bagi Rut pun, Betlehem akan menjadi rumah sejatinya (Rut 1:17).


Renungkan:

Bagaimana kita yakin bahwa Rut percaya kepada Allah Yahweh (Rut 1:16-17)?

Ingatlah kembali komitmen Anda sendiri saat pertama kali menjadi percaya dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat Anda. Apa isi doa Anda? Sejak itu, sudahkah Anda menetap dalam satu gereja lokal sebagai “rumah” Anda?

comment

journal

share


Seri Perjalanan Iman®  adalah materi terbitan Our Daily Bread Ministries.

Misi kami adalah menjadikan hikmat Alkitab yang mengubahkan hidup dapat dimengerti dan diterima oleh semua orang.

Hak dan Izin  |  Syarat dan Ketentuan  |  Kebijakan Privasi