Amsal
oleh David CookAmsal 13:1-16 berisi sejumlah tema hikmat yang paling umum: perkataan yang benar (ay.2-3), kerajinan (ay.4), kebenaran dan integritas (ay.5-6,9), dan sikap terhadap kekayaan (ay.7-8,11).
Namun, satu topik yang menonjol dalam pasal ini adalah tentang mendengarkan dan mengindahkan nasihat dan perintah yang bijaksana (ay.1,10,13-14,18). Jelas bahwa tindakan penting pertama yang perlu kita ambil dalam upaya kita mencari hikmat adalah mendengarkan dan taat. Kerendahan hati dan kesediaan orang bijak untuk mendengarkan (ay.1,10,14) dikontraskan dengan sikap pencemooh yang keras kepala dan menutup telinganya (ay.1,13). Masing-masing sikap ini, dengan perbuatan-perbuatan yang terkait, akan membuahkan hasil-hasil yang berlawanan—berkat atau hukuman (ay.13). Mereka yang mendengarkan perkataan bijaksana akan menemukan sumber kehidupan yang berlimpah, dan terhindar dari jerat iblis (ay.14).
Itulah sebabnya ayat 18 mencatat bahwa mereka yang mengindahkan teguran akan menemukan kehormatan, dan tidak dengan mereka yang mengabaikan hikmat. Seperti anak yang bijak, kita perlu mengindahkan pengajaran (ay.1) supaya kitab Amsal ini berguna (1:4).
Seperti sebagian orang muda, kita mungkin tidak menyadari kebutuhan kita untuk mendengarkan, atau mungkin kita mendengarkan orang-orang yang keliru—bisa jadi karena rekan sebaya kita lebih berpengaruh atau lebih trendi daripada orang yang bijak. Alangkah perlunya Anda mendengarkan orang-orang yang mempedulikan kebaikan Anda!
Mari melihat bagian-bagian yang membahas kebenaran, keangkuhan, dan kekayaan di Amsal 13.
Ayat 5: Orang benar membenci kepalsuan karena mereka takut akan Allah yang membenci dusta (12:22), sedangkan orang fasik bergelimang dalam dusta dan fitnah, yang akhirnya membawa aib dan rasa malu atas diri mereka sendiri.
Ayat 8: Orang kaya bisa dirugikan oleh kekayaannya: mereka lebih berpotensi dirampok, dijadikan sasaran, atau diculik demi tebusan dari harta mereka. Di lain pihak, orang miskin bisa disebut merdeka karena tidak seorang pun berkepentingan terhadap mereka. Pantas saja Pengkhotbah 5:9-11 mencatat bahwa kekayaan takkan pernah membawakan kepuasan sejati. Orang miskin tidur nyenyak karena mereka tidak perlu mengkhawatirkan ada pencuri yang masuk, tetapi orang kaya sulit tidur karena khawatir.
Ayat 10: Keangkuhan, atau sikap memandang rendah pendapat orang lain, adalah unsur yang selalu ada dalam setiap pertengkaran. Seorang yang angkuh tidak mau mendengarkan siapa pun, tetapi seorang yang berhikmat mau ditegur.
Ayat 16: Hikmat dan kecerdasan—tindakan berhati-hati dan waspada dalam segala keadaan—adalah sahabat karib. Sebaliknya, orang bodoh menolak nasihat dan bereaksi impulsif, sehingga memperlihatkan kebodohan lewat tindakan-tindakannya.
Teolog John Calvin pernah mengatakan: “Ketika kekayaan menguasai hati, Allah telah kehilangan otoritas-Nya . . . Sikap mengingini menjadikan kita budak Iblis.”4 Apakah hal ini berlaku bagi Anda?
Bagaimana Anda bisa memastikan bahwa Anda mendengarkan nasihat dan petunjuk yang benar?
Anda dapat memberi dampak yang berarti
Persembahan kasih seberapa pun memampukan Our Daily Bread Ministries untuk menjangkau orang-orang dengan hikmat Alkitab yang mengubah hidup.
Komentar (0)