Amsal

oleh David Cook

Hari 24

Baca Amsal 15

Salah satu ciri firman Tuhan, yang menunjukkan kepada kita segala sesuatu yang perlu kita ketahui untuk dapat diselamatkan dan hidup sebagai seorang Kristen, adalah kejelasannya. Allah adalah komunikator yang hebat, dan Dia berfirman dengan maksud untuk dimengerti. Di bawah kendali Roh Allah, penulis-penulis Alkitab juga berkomunikasi dengan jelas.

Allah selalu berada dimana pun untuk melihat, mendengar, mendidik, menegur, dan menopang.

Salah satu cara yang mereka lakukan adalah menggunakan gambaran yang kreatif. Kemarin, kita melihat di Amsal 14 beragam gambaran yang digunakan untuk mengajarkan hikmat, kebenaran, dan topik-topik lain. Dalam Amsal 15, kita melihat sejumlah referensi yang merujuk ke anggota tubuh—lidah (ay.2,4), bibir (ay.7), mulut (ay.14,28), hati (ay.11,13-15,28,30), dan tulang (ay.30).

Hari ini, kita akan memusatkan perhatian kepada telinga—yang arti pentingnya juga disebutkan di ayat 31-32—dan lidah.

Karena menyadari betapa sedikitnya hal yang mereka ketahui, orang bijhak mendengarkan teguran dan mau menerima nasihat (ay.5,22,31,32). Sebaliknya, karena tidak sadar diri dan tidak menyadari keterbatasan mereka, orang bodoh menolak untuk mendengar (ay.5,10,12,22,32). Ayat-ayat ini mengingatkan bahwa apa yang mereka lakukan sama saja dengan memandang hina diri mereka sendiri dan menjadikan rencana-rencana mereka gagal serta hancur.

Telinga yang tidak mau mendengar sama dengan lidah yang kasar (ay.1), melukai (ay.4), bodoh (ay.14), dan jahat (ay.28).

Amsal 15 juga menunjukkan kepada kita apa yang Tuhan cintai dan apa yang Dia benci. Dia mencintai doa orang jujur (ay.8), upaya mengejar kebenaran (ay.9), dan perkataan yang ramah (ay.26). Sebaliknya, Dia jijik dengan korban yang diberikan oleh orang fasik (ay.8), karena mereka ingin berkenan kepada Allah tetapi masih terus melakukan kejahatan. Dia juga benci kepada mereka yang melakukan ketidakadilan (ay.9).

Adalah baik untuk mengingat bahwa Allah tidak dapat dibodohi. Dia melihat segalanya (ay.3) dan mengenali isi batin dan pikiran semua orang (ay.11).

Pada saat yang sama, Allah secara aktif terlibat dalam kehidupan umat-Nya. Dia memberkati orang jujur tetapi mempersulit si pemalas (ay.19); Dia membela orang lemah tetapi merendahkan orang sombong (ay.25); dan Dia mendengar doa-doa yang dibisikkan umat-Nya tetapi menjauh dari orang fasik (ay.29).

Allah selalu berada dimana pun untuk melihat, mendengar, mendidik, menegur, dan menopang. Saat merenungkan kehadiran Allah, Raja Daud menyatakan bahwa meskipun ia melarikan diri ke tempat yang paling tinggi atau dalam, jauh ke timur atau ke barat, “juga di sana tangan-Mu akan menuntun aku, dan tangan kanan-Mu memegang aku” (Mazmur 139:10). Herman Bavinck, teolog asal Belanda, pernah mengatakan: “Tidak ada tempat bagi kita untuk melarikan diri. Apakah engkau melarikan diri dari Tuhan? Berlarilah justru kepada Dia.”5

5 Herman Bavinck, Doctrine of God, terj. William Hendriksen (Edinburgh: Banner of Truth Trust, 1996)

Renungkan:

Bagaimana Anda dapat memiliki telinga yang mau mendengar dan lidah yang mengeluarkan perkataan yang ramah?

Bagaimana Anda dikuatkan oleh jaminan bahwa Allah terus-menerus hadir dalam hidup Anda?

comment

journal

share


Seri Perjalanan Iman®  adalah materi terbitan Our Daily Bread Ministries.

Misi kami adalah menjadikan hikmat Alkitab yang mengubahkan hidup dapat dimengerti dan diterima oleh semua orang.

Hak dan Izin  |  Syarat dan Ketentuan  |  Kebijakan Privasi