Amsal
oleh David CookAlkitab dibagi ke dalam pasal-pasal pada abad ke-13, dan ke dalam ayat-ayat pada abad ke-16. Sebagian besar pasal di Amsal berisi sekitar 25 hingga 35 ayat, dan terkadang ayat pembuka memberikan petunjuk tema umum pasal tersebut. Salah satu contohnya adalah Amsal 16: ayat pertama dan terakhir (ay.1,33) memiliki tema sama: kedaulatan Allah.
Tidak seperti binatang yang didorong oleh naluri, manusia memiliki kemampuan dan pemikiran untuk membuat rencana (ay.1,9). Namun, Tuhan saja, yang mengetahui motivasi di balik rencana-rencana kita, yang menentukan hasilnya (ay.1-2); rencana kita hanya akan berhasil jika Allah mengizinkannya. Pengawasan Allah ditekankan lebih lanjut di ayat 4, “Tuhan membuat segala sesuatu untuk tujuannya masing-masing”, dan kita diingatkan bahwa menyerahkan segala rencana kita kepada Dia adalah sikap yang bijaksana (ay.3).
Di masa Perjanjian Lama, umat Allah sering menggunakan “undi” (ay.33) untuk memahami petunjuk Allah. Mereka melempar batu-batu kecil sebagai undi dan hasilnya dianggap sebagai jawaban dari Tuhan. Bagi umat Israel, Allah saja, dan bukan nasib, yang mengatur segala sesuatu. Dengan datangnya Roh Kudus di hari Pentakosta, melempar undian tidak lagi dipandang perlu; undi digunakan terakhir kalinya untuk memilih Matias sebagai pengganti Yudas Iskariot di Kisah Para Rasul 1:26.
Dalam Amsal 16:10-15, Salomo masih membahas tentang topik kekuasaan, tetapi kini ia berbicara tentang raja-raja dunia.
Sebagai raja Israel, Salomo tahu bahwa para raja dimaksudkan menjadi wakil Allah, karena itu perkataan mereka memiliki kuasa (ay.10). Oleh sebab itu raja-raja tidak boleh mengkhianati keadilan, tetapi harus menjunjung kebenaran dan kejujuran (ay.12-13). Dengan kuasa untuk membawa kebahagiaan atau sebaliknya kesengsaraan bagi rakyatnya (ay.14-15), para raja memiliki tanggung jawab yang luar biasa. Mereka harus berani berdiri melawan orang jahat yang tak berguna (ay.27), orang curang (ay.28), pelaku kekerasan (ay.29), dan penipu (ay.30).
Betapa bahagianya Israel dipimpin seorang raja bijaksana seperti Salomo! Sayangnya, orang yang terbaik adalah manusia biasa juga. Kejatuhan Salomo terjadi karena ia jatuh cinta kepada banyak perempuan asing, dan ini menunjukkan bahwa mereka yang berkuasa memang rentan terhadap godaan yang juga luar biasa.
Kita mungkin mengeluh dan mengkritik mereka yang berada di jajaran kekuasaan, tetapi apakah kita berdoa bagi mereka? Kita perlu terus berdoa bagi para penguasa (lihat 1 Timotius 2:1-2). Berdoalah agar mereka menegakkan keadilan (Amsal 16:10); agar mereka rendah hati (ay.18), suatu sifat yang cukup sulit dimiliki oleh mereka yang memegang posisi tinggi; dan agar mereka mengakui kedaulatan Tuhan, bahkan atas para raja (ay.1,33).
Para penguasa di dunia adalah hamba-hamba Allah (Roma 13:4,6). Pernahkah Anda berdoa bagi mereka? Serahkanlah mereka kepada Tuhan di dalam doa Anda hari ini.
Menurut teolog John Calvin, kebenaran yang terpenting adalah “bahwa Allah mengatur seluruh dunia dalam pemeliharaan-Nya”. Bukti apa yang dapat Anda lihat dari kebenaran ini setiap hari? Apa saja rencana yang perlu Anda serahkan kepada kuasa pemeliharaan Allah hari ini?
Anda dapat memberi dampak yang berarti
Persembahan kasih seberapa pun memampukan Our Daily Bread Ministries untuk menjangkau orang-orang dengan hikmat Alkitab yang mengubah hidup.
Komentar (0)