Filipi
oleh David SanfordPerkataan Paulus dalam ayat hari ini kerap disalahartikan bila tidak dipahami sesuai konteksnya. Tokoh pengusaha dan motivator sering mengutipnya. Ayat ini juga dianggap salah satu ayat Alkitab yang paling inspiratif. Memang itu benar. Namun, dalam memahami ayat mana pun, kita tak boleh melupakan apa yang pasti benar: Allah dan firman-Nya. Konteks dekat dari ayat ini adalah menemukan kepuasan atau rasa cukup dalam Tuhan pada tiap keadaan. Dengan mengingat hal tersebut, mari kita menggali makna ayat ini.
Dalam kedaulatan-Nya yang tak terbatas, Tuhan memiliki kuasa yang tak terhingga. Matahari yang terbit dan terbenam, serta bintang di langit malam akan membantu kita mengingatnya. Matahari hanyalah satu di antara ratusan miliar bintang dalam salah satu dari ratusan miliar galaksi yang berjarak hampir 100 miliar tahun cahaya di ruang angkasa. Allah yang menciptakan semua itu dan menetapkan masing-masing pada tempatnya. Dia tahu nama setiap bintang. Allah itulah Tuhan kita, Pencipta langit dan bumi dengan kuasa yang tak terbatas. Dia sanggup melakukan segalanya.
Tuhan ingin kita berbuat banyak. Namun, tanpa Dia, kita tidak bisa berbuat apa-apa (Yohanes 15:5). Oleh karena itu, agar kita dapat melakukan sesuatu yang bernilai kekal, Allah harus tinggal dalam kita dan kita perlu berdoa agar kehendak-Nya terjadi (Yohanes 15:7-17).
Dalam konteksnya, ayat hari ini mengatakan bahwa Paulus —dan kita juga—sanggup mengatasi berbagai kesulitan hidup, menggenapi kehendak Allah, dan mengalami kepuasan karena kuasa Yesus yang bekerja di dalam dan melalui kita.
Mengakui kuasa Allah sebagai milik pribadi yang bisa kita pakai dan kendalikan adalah sesuatu yang lancang. Filipus, Yohanes, dan Petrus bertemu dengan orang seperti itu di kota Samaria. Namanya Simon, tetapi ia suka disebut “Kuasa Besar” (Kisah Para Rasul 8:10). Ketika ia mau membeli sebagian dari kuasa Roh Kudus, Petrus menegurnya dengan sangat keras (ay.18-24).
Paulus juga bertemu orang semacam itu di kota Pafos. Namanya Baryesus, tetapi sebagian menyebutnya “Elimas [si] tukang sihir” (13:8). Ia giat menentang pekabaran Injil yang dilakukan Barnabas dan Paulus. Mereka pun menegur Baryesus dengan sangat keras sehingga ia buta untuk sementara waktu (ay.9-12).
Sebaliknya, ada pula Ananias yang awalnya merasa tak berdaya melakukan perintah Allah (9:13-14). Ada kalanya kita juga merasakan hal yang sama, bila kita lupa siapa yang berdiam dalam kita dan memberi kekuatan: Allah, Tuhan Pencipta langit dan bumi, yang rindu untuk bekerja di dalam dan melalui diri kita.
Pernahkah Anda merasa dimampukan oleh Allah secara khusus? Bagaimana ceritanya?
Apa yang paling membuat Anda khawatir tentang masa depan? Berdoalah meminta agar Allah memampukan Anda.
Anda dapat memberi dampak yang berarti
Persembahan kasih seberapa pun memampukan Our Daily Bread Ministries untuk menjangkau orang-orang dengan hikmat Alkitab yang mengubah hidup.
Komentar (0)