Rut

oleh Sim Kay Tee

Hari 11

Baca Rut 2:11-12

Ada sebuah fabel modern yang menceritakan pengorbanan induk ayam demi menyelamatkan anak-anaknya. Seusai kebakaran besar di hutan, para penjaga hutan memeriksa tingkat kerusakannya. Petugas itu mendapati seekor unggas hangus terbakar, dengan tubuh gosong yang terpaku dan bertengger di tanah, dekat pangkal batang pohon. Pemandangan ngeri tersebut menyesakkan hatinya, sehingga ia menyingkirkan bangkai ayam itu dengan sebatang tongkat. Tiba-tiba tiga anak ayam berlarian dari bawah sayap induk mereka yang sudah mati. Karena rasa sayang kepada anak-anaknya, sang induk yang menyadari adanya bahaya tadi segera membawa anak-anaknya ke pangkal batang pohon dan mengumpulkan mereka di bawah sayapnya. Ketika api berkobar dan panas membakar tubuh kecilnya, si induk tetap bertahan. Karena ia rela mati, anak-anak yang berada di bawah naungan sayapnya tetap hidup.

Boas mencontohkan kepada kita salah satu gambaran paling menawan dalam Alkitab tentang kasih yang rela berkorban dan perlindungan ilahi: seekor induk burung yang melindungi anak-anaknya dengan sayapnya.

Setelah menyadari kehadiran Rut di ladang, mencari tahu tentang dirinya, dan menawarkan perlindungan kepadanya (Rut 2:5-9), Boas lalu menyampaikan apa yang ia ketahui tentang wanita itu. Rupanya, kasih dan pengabdian Rut kepada Naomi serta komitmennya yang radikal kepada Allah Yahweh telah membuatnya mendapat reputasi tersendiri di Betlehem (2:6,11). Perkataan Boas tentang bagaimana Rut meninggalkan tanah kelahirannya untuk “pergi kepada suatu bangsa yang dahulu tidak [ia] kenal” (2:11) mengingatkan kita kepada Abraham yang meninggalkan tempat asalnya di Ur “dengan tidak mengetahui tempat yang ia tujui” (Ibrani 11:8, lihat Kejadian 12:1; Kisah 7:2-3). Tampaknya, Boas menyamakan iman Rut dengan iman Abraham. Komitmennya yang radikal dan mutlak kepada Yahweh sangat mirip dengan komitmen Abraham!

Sambil menegaskan keyakinan Rut yang radikal kepada Allah Yahweh (Rut 2:11), Boas berdoa agar Rut diberkati dengan berlimpah oleh “Allah Israel, yang di bawah sayap-Nya engkau datang berlindung” (2:12). Boas mencontohkan kepada kita salah satu gambaran paling menawan dalam Alkitab tentang kasih yang rela berkorban dan perlindungan ilahi: seekor induk burung yang melindungi anak-anaknya dengan sayapnya.

Saat baru keluar dari perbudakan di Mesir, umat Allah diingatkan tentang perlindungan-Nya: “Kamu sendiri telah melihat . . . bagaimana Aku telah mendukung kamu di atas sayap rajawali dan membawa kamu kepada-Ku” (Keluaran 19:4). Demikian pula sang pemazmur yang bersyukur atas keberadaan Allah sebagai tempat perlindungannya meyakinkan kita bahwa, “dengan kepak-Nya [Allah] akan menudungi engkau, di bawah sayap-Nya engkau akan berlindung, kesetiaan-Nya ialah perisai dan pagar tembok” (Mazmur 91:4).

Gambaran seekor burung yang melindungi anaknya meyakinkan Rut tentang Allah Israel yang baru ia percayai. Allah yang mengembangkan sayap-Nya untuk melindungi umat-Nya. Allah yang menjadi tempat perlindungannya, dan perlindungan kita juga.


Renungkan:

Jika Anda mendapatkan reputasi seperti Rut di lingkungan Anda, (Rut 2:11), hal baik atau hal buruk apa yang akan dikatakan orang tentang Anda?

Hafalkan Mazmur 91:4. Saat mengetahui bahwa “dengan kepak-Nya [Allah] akan menudungi engkau, di bawah sayap-Nya engkau akan berlindung,” penguatan dan penghiburan seperti apa yang Anda rasakan hari ini?

comment

journal

share


Seri Perjalanan Iman®  adalah materi terbitan Our Daily Bread Ministries.

Misi kami adalah menjadikan hikmat Alkitab yang mengubahkan hidup dapat dimengerti dan diterima oleh semua orang.

Hak dan Izin  |  Syarat dan Ketentuan  |  Kebijakan Privasi