Yakobus
oleh Douglas EstesPeringatan Yakobus tentang lidah diakhiri dengan pesan yang wajar: sebagaimana kita orang Kristen tidak boleh mendua hati, kita juga tidak boleh berlidah ganda. Dengan lidah “kita memuji Tuhan, Bapa kita; dan dengan lidah kita mengutuk manusia”; ketika perkataan baik dan buruk keluar dari mulut yang sama, kita menjadi pribadi yang mendua (Yakobus 3:9; lihat Amsal 10:32). “Hal ini, saudara-saudaraku, tidak boleh demikian terjadi” (Yakobus 3:10)! Namun, memang tidak mudah untuk memiliki perkataan yang lurus.
Memuji Tuhan mungkin merupakan hal terbaik yang dapat dilakukan seseorang dengan lidahnya. Kita dapat memuji dan berbicara langsung kepada Allah Pencipta alam semesta.
Sebaliknya, mengutuki orang lain mungkin adalah hal terburuk yang dapat dilakukan seseorang dengan lidahnya. Karena manusia diciptakan menurut gambar Allah, mengutuki manusia berarti mengutuki ciptaan-Nya. Ketika ada orang yang melukai kita, kita mungkin tergoda untuk mengutuki dirinya—tetapi itu juga berarti kita mengucapkan yang buruk tentang makhluk yang dibentuk dari gambar Allah sendiri. Kita perlu selalu melihat sesama kita dari sudut pandang Allah, daripada bertindak semaunya demi melampiaskan rasa luka atau kemarahan kita.
Yakobus menggunakan dua perumpamaan untuk menjelaskan mengapa perkataan baik dan perkataan buruk tidak boleh sama-sama ada dalam hidup seorang Kristen. Yang pertama, Yakobus bertanya, “Adakah sumber memancarkan air tawar dan air pahit dari mata air yang sama?” (ay.11). Yang kedua, ia bertanya, “Adakah pohon ara dapat menghasilkan buah zaitun dan adakah pokok anggur dapat menghasilkan buah ara?” (ay.12). Jawaban yang seharusnya diberikan pembaca untuk setiap pertanyaan di atas adalah: “Tidak. Itu tidak mungkin terjadi.”
Yakobus hendak menekankan bahwa satu sumber mata air hanya dapat memancarkan air tawar atau air pahit saja, tidak keduanya sekaligus. Jika kita menyebut diri sebagai orang percaya, lidah kita juga tidak dapat mengeluarkan ucapan kutuk sekaligus berkat; sebaliknya, lidah kita harus menghasilkan buah yang sesuai dengan isi hati kita. Di sini, perkataan Yakobus sejalan dengan pengajaran Tuhan Yesus (lihat Matius 7:16-18).
Sama seperti ada dua hikmat yang mengalir keluar dari kehidupan kita—hikmat surgawi dan hikmat duniawi—ada dua macam perkataan yang dapat keluar dari mulut kita. Hendaklah kita memilih yang satu dan menjauhi yang lain, karena memang keduanya tidak sejalan dan tidak mungkin sama-sama hadir dalam hidup kita.
Menurut Anda, mengapa lidah manusia dapat mengeluarkan perkataan yang baik dan buruk sekaligus?
Mengapa rasanya begitu sulit melihat orang lain sebagai pribadi yang diciptakan segambar dengan Allah?
Anda dapat memberi dampak yang berarti
Persembahan kasih seberapa pun memampukan Our Daily Bread Ministries untuk menjangkau orang-orang dengan hikmat Alkitab yang mengubah hidup.
Komentar (0)