Yakobus

oleh Douglas Estes

Hari 23

Baca Yakobus 4:7-10

Setelah mengajukan sejumlah pertanyaan dan jawaban kritis yang pasti membuat para pembacanya terpojok, Yakobus sekarang mengubah nada dan gaya bicaranya. Ia memberikan dorongan yang berisi serangkaian langkah yang dapat dilakukan agar hidup para pembacanya dapat kembali kepada jalur yang benar (Yakobus 4:7-10). Dengan kata-kata yang indah, Yakobus menggunakan ungkapan-ungkapan yang hampir mirip guna memperkuat dampak dari pernyataannya.

Seluruh perintah di atas menjadi panggilan yang sangat mendalam dan emosional dari Yakobus kepada para pembacanya untuk kembali kepada Allah.

Perintah-perintah di bawah ini bukan sekadar poin-poin, melainkan dimaksudkan untuk menjadi langkah-langkah koreksi akibat teguran keras yang diberikan Yakobus sebelumnya. Kita harus:

Tunduk sepenuhnya kepada Allah

Melawan pencobaan

Bertumbuh dalam hubungan dengan Allah

Secara lahiriah meninggalkan perbuatan-perbuatan dosa

Secara batiniah bertobat dari kegagalan kita tunduk kepada Allah

Menyesali dosa-dosa yg membawa kita sampai di titik ini

Bersungguh-sungguh dalam iman

Berserah penuh kepada Allah

Masing-masing poin dalam daftar di atas dapat dibaca, direnungkan, dan didiskusikan lebih lanjut oleh para pembaca surat Yakobus. Setiap poin mewakili satu langkah penting yang perlu diambil orang-orang percaya ketika mereka menyerahkan diri mereka kepada Allah. Namun, Yakobus juga ingin agar kita membacanya dalam satu kesatuan, sebagai dorongan yang kuat bagi para pembacanya untuk kembali kepada Allah. Seluruh poin tersebut adalah bagian dari strategi besar untuk mengenyahkan sikap hati kita yang mendua.

Seluruh perintah di atas menjadi panggilan yang sangat mendalam dan emosional dari Yakobus kepada para pembacanya untuk kembali kepada Allah. Allah yang kembali kita percayai dalam ratapan itu adalah Allah yang hidup dan setia (Kejadian 28:15; Mazmur 23). Ini sangat bertolak belakang dengan apa yang akan dialami oleh para pembaca Yakobus yang menyembah berhala batu atau kayu yang tidak berpribadi (Habakuk 2:18-19) atau yang bersahabat dengan dunia yang dingin dan tidak peduli (Pengkhotbah 1:14, Efesus 6:12). Isi daftar itu lebih dari sekadar perintah, melainkan suatu komitmen. Hanya Allah yang begitu peduli kepada kita dan senantiasa setia sampai akhir yang akan mendorong umat-Nya untuk rela berkomitmen sedalam ini.

Ada dua jenis hikmat di dunia—yang satu mengatakan, “Jadikan diri Anda raja,” dan yang lain berkata, “Tundukkanlah diri Anda kepada Sang Raja.” Namun, memperoleh hikmat sejati sebenarnya berarti melepaskan status kemapanan dan hak istimewa kita dengan menundukkan diri dalam pengabdian kepada Allah. Di sanalah kita meninggalkan masa lalu kita dengan penuh penyesalan dan pertobatan sejati, serta bersungguh-sungguh dalam iman kita. Kiranya Allah mengaruniakan hati dan kekuatan kepada kita untuk melakukan apa yang diperintahkan Yakobus!


Renungkan:

Emosi atau perasaan apa yang Anda alami ketika membaca daftar perintah yang diberikan Yakobus?

Manakah perintah yang paling mengena atau yang paling tidak mengena bagi Anda? Mengapa?

comment

journal

share


writer1

Tentang Penulis

Douglas Estes (PhD, Nottingham) adalah lektor kepala dalam bidang Perjanjian Baru dan teologi praktika di South University. Beliau adalah editor jurnal teologi Didaktikos, dan kontributor tetap untuk topik seputar ilmu pengetahuan bagi Christianity Today. Douglas telah menulis atau menyunting delapan buku, sejumlah besar esai, artikel, dan tinjauan untuk berbagai terbitan umum maupun ilmiah. Beliau pernah melayani sebagai gembala gereja selama enam belas tahun.

Penulis Seri Perjalanan Iman:

Seri Perjalanan Iman®  adalah materi terbitan Our Daily Bread Ministries.

Misi kami adalah menjadikan hikmat Alkitab yang mengubahkan hidup dapat dimengerti dan diterima oleh semua orang.

Hak dan Izin  |  Syarat dan Ketentuan  |  Kebijakan Privasi