Ester
oleh Peter LauSebagian orang di Asia berusaha melahirkan anak mereka di tahun yang mereka anggap baik. Pasangan yang akan menikah juga menghitung-hitung tanggal keberuntungan sebagai hari pernikahan. Haman membuang undi mencari bulan terbaik untuk melaksanakan rencana jahatnya (3:7) yakni memunahkan, membunuh, dan membinasakan semua orang Yahudi—tua-muda, wanita dan anak-anak—dalam satu hari (3:13). Membaca hal tersebut pada saat ini pun masih terasa sangat mengerikan.
Surat perintah resmi dikirim oleh pesuruh-pesuruh cepat ke seluruh pelosok kerajaan Persia (3:14). Raja dan Haman merayakannya dengan minum bersama, tetapi seluruh warga kota Susan menjadi gempar (3:15). Sementara Haman dan raja duduk minum-minum, mari kita mundur sejenak untuk melihat adakah kekuatan lain yang bekerja di balik waktu penetapan surat perintah yang kejam ini?
Ada dua hal yang memberi petunjuk.
Surat keputusan itu ditulis pada hari ketiga belas bulan pertama (3:12), artinya sehari sebelum Paskah (Keluaran 12:1-11). Pertanyaannya: apakah akan ada lagi pembebasan ajaib seperti dalam kitab Keluaran? (Mungkin kita tidak memahami arti khusus dari tanggal tersebut karena kita bukan orang Yahudi, tetapi mungkin maknanya bisa diibaratkan seperti malam Natal zaman ini.)
Hari yang ditetapkan bagi pembunuhan massal tersebut adalah tanggal tiga belas bulan yang kedua belas (Ester 3:13), berarti masih ada waktu sebelas bulan ke depan. Ingat bahwa tanggal ini ditetapkan Haman dengan cara membuang undi. Amsal 16:33 berbunyi,”Undi dibuang di pangkuan, tetapi setiap keputusannya berasal dari pada Tuhan.” Ester 3:14 mencatat bahwa surat keputusan itu “diumumkan kepada segala bangsa, supaya mereka bersiap-siap untuk hari itu.” Kita bertanya-tanya: mungkinkah ada tangan tersembunyi yang mengatur tanggal ini supaya orang-orang Yahudi punya cukup waktu untuk menanggapi surat keputusan tersebut?
Memang tidak disebutkan dengan gamblang bahwa tangan Allah yang tersembunyi ada di balik pemilihan tanggal tersebut. Sekalipun benar demikian, Haman tetap bertanggung jawab penuh atas maksud dan tindakan jahatnya. Rencana Allah bahkan akan tetap terlaksana tanpa dipengaruhi oleh tindakan manusia. Hal ini serupa dengan pengalaman Yusuf. Ia dijual oleh kakak-kakaknya sebagai budak, tetapi kemudian bangkit menduduki posisi penguasa di negeri asing dan menyelamatkan seluruh keluarganya dari bencana kelaparan. Saudara-saudaranya mereka-rekakan yang jahat terhadap Yusuf, “tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar” (Kejadian 50:20). Saat ini pun, Allah memperhatikan seluruh ciptaan-Nya dengan intim dan cermat, termasuk kita (Matius 6:26).
Mengetahui bahwa rencana Allah pasti selalu terlaksana, adakah penghiburan yang Anda rasakan?
Bacalah Kisah Para Rasul 2:22-23. Bagaimana perbuatan “bangsa-bangsa durhaka” itu pada akhirnya mewujudkan keselamatan kita?
Anda dapat memberi dampak yang berarti
Persembahan kasih seberapa pun memampukan Our Daily Bread Ministries untuk menjangkau orang-orang dengan hikmat Alkitab yang mengubah hidup.
Komentar (0)