Ester

oleh Peter Lau

Hari 25

Baca Ester 9:1-10

Tibalah hari pelaksanaan dua titah kerajaan itu (9:1). Orang Yahudi pun berkumpul di kota-kota mereka untuk mempertahankan diri terhadap serangan para pembenci mereka. Mereka mengalahkan para musuh, yaitu orang-orang di seluruh negeri Persia yang berniat mencelakakan mereka (9:2). Para pembesar daerah, wakil pemerintahan, bupati, serta pejabat kerajaan mengakui kekuasaan Mordekhai dan takut kepadanya (9:3-4). Mereka juga menyokong orang Yahudi (9:3).

Umat Allah terancam dibinasakan, tetapi keadaan berbalik dan musuh-musuh merekalah yang akhirnya binasa.

Dengan kekuasaan yang diberikan melalui surat perintah balasan, orang Yahudi membunuh lima ratus orang di benteng Susan (9:5-6), termasuk sepuluh anak laki-laki Haman (9:7-10). Semua hal yang dibanggakan Haman sekarang telah lenyap (lihat 5:11).

Allah tidak disebutkan secara khusus dalam upaya pembelaan diri orang Yahudi, tetapi ada dua hal yang menunjukkan Dia bekerja di balik semua itu. Pertama, semua orang takut pada orang Yahudi (9:2). Kita telah membahas sebelumnya bagaimana hal ini menunjukkan bahwa orang-orang tidak hanya ditimpa ketakutan kepada orang Yahudi tetapi juga kepada kekuatan Allah mereka (bandingkan dengan Ester 8:17). Kedua, dan masih terkait erat, adalah perkataan “tiada seorangpun tahan menghadapi mereka” (9:2). Di bagian lain dalam Perjanjian Lama, ungkapan tersebut mengacu kepada karya Allah yang berperang bagi umat-Nya dan “semua musuhnya diserahkan Tuhan kepada mereka” (misalnya Yosua 21:44; 23:9). Jadi, Allah memang tersembunyi, tetapi sekali lagi kita bisa melihat karya tangan-Nya dalam seluruh episode ini.

Bagaimana cara Allah membebaskan umat-Nya dari musuh-musuh mereka? Dengan cara memutarbalikkan keadaan: “Musuh-musuh orang Yahudi berharap mengalahkan orang Yahudi, [tetapi] terjadilah yang sebaliknya: orang Yahudi mengalahkan pembenci-pembenci mereka” (9:1). Apa yang terjadi antara Haman dan Mordekhai terulang dalam skala yang lebih besar. Umat Allah terancam dibinasakan, tetapi keadaan berbalik dan musuh-musuh merekalah yang akhirnya binasa.

Jika kita merenungkan hal tersebut, keselamatan kita juga terjadi lewat keadaan yang diputarbalikkan—pemutarbalikan yang terbesar. Raja orang Yahudi digantung di kayu salib dan kelihatannya Iblis telah menang. Namun, justru dengan kematian-Nya, Dia mengalahkan musuh terbesar dan membuka jalan bagi kita untuk menerima hidup kekal.


Renungkan:

Mengapa semua orang, termasuk Anda dan saya, berada di jalan menuju maut dan kebinasaan (Roma 5:12)? Bagaimana kita dibebaskan dari hukuman dan kuasa dosa (1 Petrus 2:24)? Terpujilah Allah karena dalam Yesus, kita juga bisa menikmati pemutarbalikan keadaan yang indah.

Renungkanlah pembebasan Anda dari cengkeraman Iblis, dosa, dan kematian. Apakah Anda melihat karya Allah di dalamnya? Seperti apakah bentuknya?

comment

journal

share


writer1

Tentang Penulis

Peter Lau telah mengajar Perjanjian Lama di Seminari Theoloji Malaysia sejak tahun 2010. Beliau seorang praktisi medis terlatih yang bergelar PhD dalam Perjanjian Lama dan telah menulis buku tentang Rut, Yehezkiel, Mazmur, serta Ester.

Penulis Seri Perjalanan Iman:

Seri Perjalanan Iman®  adalah materi terbitan Our Daily Bread Ministries.

Misi kami adalah menjadikan hikmat Alkitab yang mengubahkan hidup dapat dimengerti dan diterima oleh semua orang.

Hak dan Izin  |  Syarat dan Ketentuan  |  Kebijakan Privasi