Ester

oleh Peter Lau

Hari 18

Baca Ester 6:12-14

Setelah memberikan penghormatan kepada Mordekhai, Haman kembali kepada istri dan semua sahabatnya dengan sangat malu (6:12). Ia kehilangan muka dan telah dipermalukan. Ketika menceritakan kejadian yang dialaminya kepada istri dan teman-temannya, jawaban mereka sungguh tak terduga, “Jikalau Mordekhai, yang di depannya engkau sudah mulai jatuh, adalah keturunan Yahudi, maka engkau tidak akan sanggup melawan dia, malahan engkau akan jatuh benar-benar di depannya!” (6:13).

Sungguh, seluruh penghakiman dan penyelamatan yang dilakukan Allah menjadi kesaksian bagi seluruh umat manusia bahwa Dialah “Tuhan” (contohnya Keluaran 7:5; Yehezkiel 36:23).

Bisa dibayangkan apa yang berkecamuk dalam benak Haman saat itu: “Ya ampun, betapa cepatnya orang-orang ini berubah pikiran! Kemarin aku disuruh membuat tiang untuk menggantungnya, sekarang aku balik diserang!”

Menurut para ahli, kata “jatuh” dalam kitab Ester sangat erat berkaitan dengan Haman dan nasibnya. Ia membuang undi yang “jatuh” pada hari yang kemudian ditentukan untuk pembantaian (Ester 3:7). Selanjutnya, Raja Ahasyweros menyuruh Haman melakukan semua titahnya untuk menghormati Mordekhai: “Sepatah katapun janganlah kaulalaikan dari pada segala yang kaukatakan itu” (6:10), yang dalam bahasa Ibrani secara harfiah berbunyi, “Jangan sampai ada yang jatuh dari semua yang sudah kau katakan.” Sekarang, para penasihat Haman mengatakan bagaimana kejatuhannya mulai terjadi dan malapetaka menantinya (6:13).

Meskipun para penasihat itu hanya menyebut “keturunan Yahudi,” tetapi nasib umat Allah tidak dapat dipisahkan dari campur tangan Allah. Oleh karena itu, sekali lagi, tangan Allah yang diam-diam bekerja muncul secara tersirat. Pekerjaan tangan-Nya bahkan bisa dirasakan oleh orang-orang yang bukan umat-Nya, yang sudah bisa memperhitungkan bahwa keadaan orang Yahudi akan berbalik.

Segera setelah itu, Haman diantar ke perjamuan kedua yang diadakan oleh Ester (6:14). Ia segera akan mengalami “kejatuhan” selanjutnya.

Kita tidak tahu bagaimana orang-orang non-Yahudi itu bisa memperhitungkan kejatuhan Haman. Mungkin mereka tahu tentang sejarah orang-orang Israel. Dalam Alkitab, kisah tentang bagaimana umat Allah bertahan hidup merupakan bukti kuasa-Nya (misalnya Maleakhi 1:2-5). Sungguh, seluruh penghakiman dan penyelamatan yang dilakukan Allah menjadi kesaksian bagi seluruh umat manusia bahwa Dialah “Tuhan” (contohnya Keluaran 7:5; Yehezkiel 36:23). Pada bagian lain dalam Alkitab, orang-orang asing mengenali kuasa Allah dan mengakui Dia. Contohnya dalam Perjanjian Lama adalah para pelaut yang sekapal dengan Yunus (Yunus 1:14) dan Raja Nebukadnezar (Daniel 3:28-29). Dalam Perjanjian Baru, ada kepala pasukan yang mengakui bahwa Yesus adalah Anak Allah (Matius 27:54). Terpujilah Allah karena Dia menyatakan keselamatan-Nya kepada segala bangsa!


Renungkan:

Bacalah Mazmur 98. Dalam ayat 4, siapa atau apa yang bersorak-sorai bagi Tuhan? Berdasarkan Mazmur 98, apa saja yang dapat membuat kita memuji Allah?

Bagaimana Anda bisa bersaksi tentang siapa Allah bagi hidup Anda?

comment

journal

share


writer1

Tentang Penulis

Peter Lau telah mengajar Perjanjian Lama di Seminari Theoloji Malaysia sejak tahun 2010. Beliau seorang praktisi medis terlatih yang bergelar PhD dalam Perjanjian Lama dan telah menulis buku tentang Rut, Yehezkiel, Mazmur, serta Ester.

Penulis Seri Perjalanan Iman:

Seri Perjalanan Iman®  adalah materi terbitan Our Daily Bread Ministries.

Misi kami adalah menjadikan hikmat Alkitab yang mengubahkan hidup dapat dimengerti dan diterima oleh semua orang.

Hak dan Izin  |  Syarat dan Ketentuan  |  Kebijakan Privasi