Ester

oleh Peter Lau

Hari 23

Baca Ester 8:3-10

Musuh bebuyutan orang Yahudi sudah mati, tetapi mereka masih belum bebas dari cengkeraman maut. Bagaimana mereka akan menghadapi surat perintah Haman?

Singkat kata, Ester tidak berusaha merendahkan sistem hukum Persia. Untuk mencapai tujuannya, Ester melakukan segala sesuatu sesuai dengan sistem yang berlaku.

Di sini, kita kembali melihat kebijaksanaan Ester saat ia menghadap raja untuk menyampaikan permohonannya. Pertama, ia memohon kepada raja dengan bersujud di kakinya sambil menangis (8:3). Dengan bijak, Ester tidak menyebut bahwa raja juga turut berperan dalam rencana Haman. Datang menghadap raja tanpa diundang untuk kedua kalinya pasti sangat berisiko karena raja harus mengulurkan tongkat emasnya lagi (8:4). Kemudian, Ester memohon agar raja menarik kembali surat yang sudah dikeluarkan oleh Haman (8:5). Sekali lagi Ester menyampaikan permohonan dengan sikap tunduk, “Jikalau baik pada pemandangan raja” (8:5). Kalimat ini biasa dipakai oleh orang yang hendak menyampaikan permohonan kepada raja (1:19; 3:9), termasuk ratu sendiri (5:4). Namun, kali ini Ester juga menyinggung hubungannya dengan raja, “Jikalau hamba mendapat kasih raja . . . dan raja berkenan kepada hamba” (8:5; bandingkan dengan 7:3).

Kata-kata yang digunakan Ester juga menunjukkan hikmatnya. Ia memakai kata “surat”dan bukan “titah”, “keputusan”, atau “undang-undang” (seperti yang sebelumnya dipakai dalam 1:20; 2:8; 3:15; 4:3,8), Ester secara halus mengatakan bahwa titah itu masih mungkin diubah (walaupun sebenarnya tidak bisa, lihat 1:19; 8:8).3 Permintaan yang diajukan Ester kepada raja bertentangan dengan kebiasaan Persia, dan Ester tahu itu karena ia menambahkan ucapan, “jikalau . . . hal ini kiranya dipandang benar oleh raja” (8:5).

Ester mengakhiri permintaannya dengan memberi penekanan pada pengaruh perintah Haman tersebut atas dirinya. “Karena bagaimana hamba dapat melihat malapetaka yang menimpa bangsa hamba dan bagaimana hamba dapat melihat kebinasaan sanak saudara hamba?” (8:6). Dengan kata lain, Ester berkata kepada raja, “Jika raja peduli kepadaku, raja harus melakukan sesuatu untuk menyelamatkan bangsaku.” Dengan demikian, permintaan Ester kembali menunjukkan kebijaksanaan dan keberaniannya dalam menempatkan diri di pihak bangsanya.

Perhatikan juga apa yang tidak dilakukan Ester. Titah yang dikeluarkan raja memang tidak adil. Namun, Ester tidak menentang titah itu di belakang raja, melainkan memohon langsung kepadanya. Pendekatannya yang halus dan penuh kepatuhan menjamin ia tidak membuat raja gusar dengan menentang wewenangnya. Singkat kata, Ester tidak berusaha merendahkan sistem hukum Persia. Untuk mencapai tujuannya, Ester melakukan segala sesuatu sesuai dengan sistem yang berlaku.

Jadi, Mordekhai pun mengeluarkan surat perintah lain untuk menggagalkan titah Haman (8:8-9). Perintah itu segera disebarkan ke segala penjuru Kerajaan Persia oleh para pesuruh cepat (8:10).


Renungkan:

Bagaimana sikap Anda terhadap otoritas yang memerintah Anda? Apakah sikap Anda sesuai dengan Roma 13:1-7?

Adakalanya pemerintah menyalahgunakan kekuasaan mereka sehingga kita, umat Kristen, menderita aniaya (Matius 10:16-23). Dalam keadaan tersebut, bagaimana kita dapat berbicara dan bertindak dengan bijaksana?

comment

journal

share


writer1

Tentang Penulis

Peter Lau telah mengajar Perjanjian Lama di Seminari Theoloji Malaysia sejak tahun 2010. Beliau seorang praktisi medis terlatih yang bergelar PhD dalam Perjanjian Lama dan telah menulis buku tentang Rut, Yehezkiel, Mazmur, serta Ester.

Penulis Seri Perjalanan Iman:

Seri Perjalanan Iman®  adalah materi terbitan Our Daily Bread Ministries.

Misi kami adalah menjadikan hikmat Alkitab yang mengubahkan hidup dapat dimengerti dan diterima oleh semua orang.

Hak dan Izin  |  Syarat dan Ketentuan  |  Kebijakan Privasi