Ester

oleh Peter Lau

Hari 7

Baca Ester 2:19-23

Pada bagian ini, kita melihat bahwa ternyata banyak terjadi pergolakan dalam kerajaan yang dipimpin Ahasyweros. Di permukaan, memang kelihatannya penuh dengan makan-minum, perak dan perhiasan berkilau, tetapi ada sisi gelap di balik semua itu. Tak semua orang yang hidup di bawah pemerintahan raja merasa senang. Dua sida-sida berencana membunuh raja (2:21).

Bukan hal yang mudah menjadi anggota keluarga Allah. Namun, ia tetap bekerja sebaik-baiknya bagi pemerintah yang ia layani.

Sementara itu, Mordekhai, sebagai sepupu dan penjaga Ester, sedang berjalan mondar-mandir dengan gelisah di dekat pelataran balai perempuan untuk mengetahui keadaan Ester (2:11). Kemudian ia pun duduk di pintu gerbang istana raja (2:19) yang pada masa itu menjadi pusat kegiatan pemerintahan dan bisnis di suatu kota. Pintu gerbang Persia merupakan bangunan besar dengan banyak ruangan. Di sanalah para pejabat kerajaan membuat keputusan hukum dan pemerintahan. Karena itu, ada kemungkinan Mordekhai adalah seorang pejabat Kerajaan Persia berpangkat rendah. Keberadaannya di pintu gerbang istana raja memungkinkannya mendapat banyak informasi.

Di situ, Mordekhai mendengar rencana pembunuhan yang disusun oleh dua sida-sida raja (2:22). Ia berhasil menggagalkan rencana itu dan menyelamatkan nyawa raja. Dua sida-sida itu pun menerima hukuman gantung. Semuanya dicatat dalam kitab sejarah bangsa Persia, tetapi entah mengapa, Raja Ahasyweros melupakan jasa Mordekhai (2:23; 6:2-3). Namun, ada Raja lain yang tidak akan pernah lupa. Lebih jauh dalam kisah Ester nanti kita akan melihat bagaimana Allah memakai catatan sejarah yang tampaknya terlupakan itu untuk tujuan yang lebih besar.

Setelah itu, Mordekhai menjalankan tugas sehari-harinya sebagai pejabat pemerintah Persia. Ia berasal dari kelompok etnis dan agama minoritas dalam masyarakat Persia. Bukan hal yang mudah menjadi anggota keluarga Allah. Namun, ia tetap bekerja sebaik-baiknya bagi pemerintah yang ia layani. Dengan demikian, tindakannya sejalan dengan nasihat Nabi Yeremia: “Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang” (Yeremia 29:7).

Adakalanya, kita tidak langsung menerima pengakuan atas sesuatu yang telah kita lakukan. Namun, teruslah melayani sedemikian rupa hingga orang lain dapat melihat perbuatan kita yang baik dan memuliakan Bapa kita di surga (Matius 5:16).


Renungkan:

Apakah Anda menghadapi penolakan atau bahkan perlawanan dari masyarakat karena iman Anda? Dengan cara apa Anda dapat terus melayani masyarakat dan mengusahakan kesejahteraannya?

Bagaimana caranya agar Anda senantiasa ingat untuk tetap bekerja seperti bagi Tuhan, sekalipun tidak mendapatkan pengakuan atas pencapaian Anda?

comment

journal

share


writer1

Tentang Penulis

Peter Lau telah mengajar Perjanjian Lama di Seminari Theoloji Malaysia sejak tahun 2010. Beliau seorang praktisi medis terlatih yang bergelar PhD dalam Perjanjian Lama dan telah menulis buku tentang Rut, Yehezkiel, Mazmur, serta Ester.

Penulis Seri Perjalanan Iman:

Seri Perjalanan Iman®  adalah materi terbitan Our Daily Bread Ministries.

Misi kami adalah menjadikan hikmat Alkitab yang mengubahkan hidup dapat dimengerti dan diterima oleh semua orang.

Hak dan Izin  |  Syarat dan Ketentuan  |  Kebijakan Privasi