Ester

oleh Peter Lau

Hari 14

Baca Ester 5:1-8

Ketika Ester menghadap Raja Ahasyweros, kita tidak tahu apakah raja berkenan menerimanya atau tidak. Yang kita tahu, nyawanya sedang dipertaruhkan. Namun, raja segera mengulurkan tongkat emasnya kepada Ester (5:1-2), dan kita pun mengembuskan napas lega. Raja bertanya, “Apa maksudmu, hai ratu Ester, dan apa keinginanmu? Sampai setengah kerajaan sekalipun akan diberikan kepadamu” (5:3). Kalimat ini menunjukkan bahwa raja sedang senang hati. Dalam Perjanjian Baru, Raja Herodes memberikan tawaran serupa kepada putri Herodias (Markus 6:23).

Namun, rencana apa pun yang telah Ester buat, kita tahu bahwa pada akhirnya, semua yang terjadi di dunia ini berada dalam kendali Allah.

Raja Ahsyweros seperti memberikan sebuah cek kosong yang bisa diisi angka berapa pun! Sebagian besar orang pasti mengajukan permintaan saat itu juga, tetapi Ester tidak langsung menyebutkan permintaannya. Sebaliknya, ia mengundang raja dan Haman ke perjamuan yang akan diadakannya (Ester 5:4).

Mereka pun datang ke perjamuan Ester dan raja sekali lagi menanyakan permintaannya (5:6), tetapi Ester masih belum mau menyebutkan (5:7-8). Kita tidak tahu alasannya. Mungkin, dalam budaya zaman itu, tidak lazim mengajukan permintaan dengan tergesa-gesa. Mungkin juga, Ester tahu bahwa kalau pria sudah kenyang dan hatinya gembira, ia akan lebih mudah diajak bicara. Jadi, semakin banyak makanan dan anggur, semakin besar kemungkinan ia akan memberikan jawaban positif. Mungkin juga Ester merasa bahwa saat itu bukan waktu yang tepat untuk meminta. Apa pun alasannya, Ester membuat raja sekaligus pembaca bertanya-tanya.

Saat menghadap raja dengan membawa permintaan, tampaknya Ester sudah menyusun rencana dengan cermat. Ia mengenakan pakaian ratu (5:1), menempatkan dirinya di tempat yang tepat agar terlihat oleh raja (5:1-2), dan berbicara dengan nada merendah (5:4,7-8). Ketika raja menanyakan permintaannya, penundaan Ester untuk menjawab sepertinya juga merupakan bagian dari rencananya.

Namun, rencana apa pun yang telah Ester buat, kita tahu bahwa pada akhirnya, semua yang terjadi di dunia ini berada dalam kendali Allah. Yesus mengatakan bahwa seekor burung pipit pun tidak akan jatuh ke bumi di luar kehendak Bapa (Matius 10:29). Amsal 16:9 berkata, “Hati manusia memikir-mikirkan jalannya, tetapi Tuhanlah yang menentukan arah langkahnya.” Ester menyusun dan menjalankan rencananya, tetapi hanya satu Pribadi yang tahu apakah ia akan berhasil atau tidak.


Renungkan:

Pakaian sering mencerminkan perubahan status seorang tokoh dalam cerita. Dapatkah Anda melihat perbedaannya dalam kitab ini (bandingkan Ester 4:1-3 dan 5:1; 6:7-11; 8:15)?

Perhatikan Yakobus 4:13-15. Mengapa kita tidak dapat membuat rencana yang pasti untuk hidup kita? Bagaimana seharusnya sikap kita saat menyusun rencana bagi hidup kita?

comment

journal

share


writer1

Tentang Penulis

Peter Lau telah mengajar Perjanjian Lama di Seminari Theoloji Malaysia sejak tahun 2010. Beliau seorang praktisi medis terlatih yang bergelar PhD dalam Perjanjian Lama dan telah menulis buku tentang Rut, Yehezkiel, Mazmur, serta Ester.

Penulis Seri Perjalanan Iman:

Seri Perjalanan Iman®  adalah materi terbitan Our Daily Bread Ministries.

Misi kami adalah menjadikan hikmat Alkitab yang mengubahkan hidup dapat dimengerti dan diterima oleh semua orang.

Hak dan Izin  |  Syarat dan Ketentuan  |  Kebijakan Privasi