Ester
oleh Peter LauMeski berhasil menggagalkan rencana pembunuhan, Mordekhai tidak menerima kenaikan pangkat; justru Haman yang mendapatkannya (3:1). Hal itu terjadi kira-kira lima tahun setelah Mordekhai menyelamatkan nyawa raja (3:7).
Situasi segera saja menjadi tegang. Raja Ahasyweros memerintahkan para pelayan di pintu gerbang berlutut dan menghormati Haman. Namun, Mordekhai tidak mematuhi perintah raja (3:2), padahal hukum Perjanjian Lama tidak melarangnya. Bersujud sebagai wujud penghormatan kepada seseorang tidak berarti menganggapnya allah (lihat Kejadian 19:1-3; Bilangan 22:31; 1 Raja-Raja 1:16; 1 Samuel 24:9). Mungkin Mordekhai memamg tidak menyukai Haman, atau mungkin juga kecewa karena Haman yang pangkatnya dinaikkan, bukan dirinya.
Yang jelas, para pelayan raja juga bingung mengapa Mordekhai tak mau bersujud. Mereka lantas mencecar dan mendesaknya untuk menyampaikan alasannya (Ester 3:3). Ketika Mordekhai mengungkapkan bahwa ia orang Yahudi, mereka melaporkannya kepada Haman (3:4). Haman menanggapi dengan amarah yang meluap-luap. Begitu tahu bahwa Mordekhai orang Yahudi, ia merasa tidak cukup membunuh satu orang saja. Haman pun mencari cara untuk menghabisi kaum sebangsa Mordekhai (3:5-6). Ia ingin memunahkan semua orang Yahudi dari Kerajaan Persia.
Hanya karena Mordekhai menolak bersujud kepadanya, Haman ingin menghabisi satu bangsa? Sungguh reaksi yang sangat berlebihan! Lalu, mengapa Mordekhai menolak bersujud?
Alasannya mungkin berkaitan dengan latar belakang leluhur mereka. Haman adalah orang Agag (3:1). Agag adalah raja Amalek yang diselamatkan oleh Saul. Ketidaktaatan Saul kepada perintah Allah untuk menghabisi Agag menjadi alasan utama Saul kehilangan kerajaannya (lihat 1 Samuel 15). Mordekhai adalah seorang Yahudi dari suku Benyamin, sama dengan Saul. Salah satu leluhurnya adalah Kisy, ayah Saul (Ester 2:5). Jadi, ada perseteruan antara leluhur Haman dan leluhur Mordekhai. Namun, sumber permusuhannya berasal dari masa yang lebih jauh lagi. Dalam Kitab Keluaran, ketika Israel melakukan perjalanan melalui padang gurun ke Gunung Sinai, orang Amalek keluar untuk memerangi Israel (lihat Keluaran 17:8-16). Kepahitan juga terjadi antara kaum sebangsa Haman dan kaum sebangsa Mordekhai. Allah bahkan telah memerintahkan bangsa Israel untuk “menghapuskan ingatan” akan nama Amalek (Ulangan 25:19).
Terlepas dari bijak atau tidaknya tindakan Mordekhai, jika alasan di atas benar, maka ia telah mengambil sikap untuk teguh pada prinsip yang membuatnya melanggar hukum Kerajaan Persia.
Dalam kisah selanjutnya, ada seorang Yahudi lain yang berlutut di hadapan penguasa Persia demi memohon kelangsungan hidup bangsa Yahudi (lihat Ester 8:3). Melihat hal itu, bagaimana pendapat Anda mengenai sikap Mordekhai yang tak mau bersujud?
Petrus dan para rasul menolak patuh kepada otoritas manusia yang bertentangan dengan perintah Allah (lihat Kisah Para Rasul 5:27-29). Dalam situasi apa saja Anda mungkin perlu mengambil sikap tegas berdasarkan prinsip-prinsip iman Kristen yang Anda yakini?
Anda dapat memberi dampak yang berarti
Persembahan kasih seberapa pun memampukan Our Daily Bread Ministries untuk menjangkau orang-orang dengan hikmat Alkitab yang mengubah hidup.
Komentar (0)