Mazmur 1 – 50
oleh Mike RaiterJudul “Mazmur” dalam Alkitab Ibrani adalah “Lagu-Lagu Pujian,” mencerminkan tema utamanya yaitu memuji Allah. Kitab ini memuat lagu-lagu dari tujuh pemazmur: Raja Daud, penulis hampir separuh kitab Mazmur (73 atau lebih); Asaf dan bani Korah, yang diperkirakan memimpin penyembahan di bait Allah (lihat 1 Tawarikh 6:37-39), Salomo, Musa, Heman, dan Etan.
Ada beragam jenis mazmur: ucapan syukur (cth. Mazmur 34); ratapan (cth. Mazmur 22), yang mengisi kira-kira sepertiga kitab Mazmur; keyakinan akan kebaikan Allah (cth. Mazmur 46); pengingat karya keselamatan Allah (cth. Mazmur 77); hikmat, yang membandingkan dua cara hidup sekaligus dampak dari pilihan-pilihan kita (cth. Mazmur 1; 49); dan nubuat tentang raja Israel, Sang
Anak Allah dan Yang Diurapi atau Mesias (cth. Mazmur 2). Mazmur-mazmur itu tidak disusun secara acak melainkan ada struktur yang rapi. Biasanya, tema dari satu mazmur dilanjutkan dalam mazmur berikutnya.
Sebagai buku nyanyian bangsa Israel maupun umat Kristen, Mazmur membuka mata kita untuk melihat Yesus yang dijanjikan dalam lagu-lagu ini, diberitakan dalam Injil, dan sekarang hadir melalui Roh Kudus dalam kehidupan umat-Nya.
Dalam surat Kolose, Paulus menasihati jemaat, “Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar . . . sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu” (3:16). Ada dua dimensi dalam nyanyian kita, yaitu vertikal—menyanyi untuk bersyukur kepada Allah—dan horizontal—saling menyanyikan pujian untuk membangun iman. Jadi, selagi mempelajari Mazmur 1–50, marilah kita memuji Allah dan memberitakan kebenaran-Nya kepada satu sama lain.
Ayat Kunci
“Beribadahlah kepada Tuhan dengan takut . . . ciumlah kaki-Nya dengan gemetar, supaya Ia jangan murka.” —Mazmur 2:11-12