Mazmur 1 – 50

oleh Mike Raiter

Hari 24

Baca Mazmur 23

Mazmur 23 merupakan pasal favorit banyak orang percaya. Di sini, pemazmur mengumpamakan diri seperti domba dalam penjagaan dan kasih sayang sang Gembala Agung yang senantiasa menyertainya dalam segala situasi. Allah seperti itulah yang kita dambakan dan perlukan.

Gambaran yang manis tentang hubungan Allah dengan Daud juga berlaku bagi kita semua.

Pemazmur membawa kita ke tiga tempat. Pertama, padang yang berumput hijau dan air yang tenang (ay.2), menggambarkan kesejahteraan dan ketentraman—suasana yang ideal untuk hidup. Namun, pada ayat berikutnya Daud mengatakan bahwa Tuhan menyegarkan jiwanya (ay.3). Hal ini menunjukkan adakalanya jiwa Daud tertekan dan perlu disegarkan. Namun, saat melihat ke belakang, yang paling diingat Daud adalah kebaikan Allah yang besar kepadanya.

Pada akhir bait ini, kiasan padang hijau dan air yang tenang beralih menjadi berbagai pilihan moral yang harus dihadapi setiap hari. Ia sadar bahwa Allah menjaganya di jalan yang benar sehingga ia dapat mengasihi dan menaati perintah-Nya (ay.3).

Selanjutnya, Daud mengenang masa-masa kesukaran dan menggambarkan tempat kedua, yaitu “lembah kekelaman” (ay.4). Perhatikan, ia tidak pernah mengatakan bahwa di sini tak ada luka, serangan, ataupun cemooh. Satu-satunya yang Daud katakan adalah bahwa ia tidak takut bahaya. Daud tahu betul apa itu ketakutan (bdk. Mazmur 18:7; 56:4), tetapi di tengah lembah kekelaman pun ia tidak khawatir kalau-kalau sang gembala akan meninggalkannya.

Pada bait terakhir, Daud dijamu di meja Tuhan. Makan bersama dengan Allah merupakan kiasan yang sangat indah karena menunjukkan kemurahan dan keakraban. Pada akhirnya, Daud mengungkapkan kepercayaannya kepada Allah sebab Dia senantiasa memberkatinya dengan kebajikan dan kemurahan, juga karena ia akan tinggal dalam rumah Tuhannya sepanjang masa.

Gambaran yang manis tentang hubungan Allah dengan Daud juga berlaku bagi kita semua. Kita dapat memiliki hubungan pribadi yang karib dengan Yesus, Gembala kita yang Baik (Yohanes 10:2-16). Suatu kali, Yesus melihat orang banyak yang terkatung-katung. Dia membawa mereka duduk di padang berumput hijau dan memberi mereka makan (Markus 6:34-44). Gembala yang Baik ini meredakan badai yang mengamuk hingga danau pun menjadi teduh (Matius 8:23-27). Gembala kita bersedia menyerahkan nyawa bagi domba-domba-Nya supaya kita dapat hidup bersama Dia selama-lamanya di surga.


Renungkan:

Mengapa Alkitab kerap memakai kiasan gembala dan domba untuk melukiskan hubungan Allah dengan umat-Nya?

Tuhan Yesus sering makan bersama dengan orang berdosa (cth. Markus 2:15). Apa yang kita perlihatkan dengan makan bersama seseorang makan? Ketika Allah menyiapkan hidangan bagi kita (Mazmur 23:5), apakah artinya itu dalam konteks hubungan kita dengan-Nya?

comment

journal

share


writer1

Tentang Penulis

Mike Raiter is a preacher, preaching trainer and former Principal of the Melbourne School of Theology in Australia. He is now Director of the Centre for Biblical Preaching and the author of a number of books, including Stirrings of the Soul, which won the 2004 Australian Christian Book of the Year award.

Penulis Seri Perjalanan Iman:

Seri Perjalanan Iman®  adalah materi terbitan Our Daily Bread Ministries.

Misi kami adalah menjadikan hikmat Alkitab yang mengubahkan hidup dapat dimengerti dan diterima oleh semua orang.

Hak dan Izin  |  Syarat dan Ketentuan  |  Kebijakan Privasi