Mazmur 1 – 50

oleh Mike Raiter

Hari 8

Baca Mazmur 8

“Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah” (Roma 3:23). Hal ini benar, dan kita tak boleh lupa bahwa kita pun berdosa. Namun, itu bukan akhir cerita. Kita telah kehilangan kemuliaan Allah, tetapi tetap merupakan gambar dan rupa-Nya.

Namun, Allah Sang Pencipta itu memelihara kita.

Manusia adalah suatu paradoks: mampu melakukan hal yang keji, tetapi juga bisa sangat baik. Kita merusak dan menghancurkan bumi ciptaan Allah. Di sisi lain, kita juga menghasilkan keindahan dan kreativitas yang mengagumkan. Mazmur 8 memuji kemuliaan Allah yang agung sekaligus manusia, puncak ciptaan-Nya yang menakjubkan.

Mazmur 8 diawali dengan mengingatkan kita pada kemuliaan Allah Sang Pencipta (ay.2). Pencapaian manusia, bila seluruhnya digabungkan pun tidak dapat menandingi Dia yang menata letak bulan dan bintang-bintang. Menurut majalah Scientific American, ada lebih dari satu triliun planet dalam galaksi Bima Sakti saja, dan masih ada 100 milyar galaksi lain di alam semesta—semuanya adalah pekerjaan tangan Allah.

Namun, Allah Sang Pencipta itu memelihara kita. Sungguh mengagumkan! Bahkan, ketika berbicara tentang manusia, Daud mengatakan bahwa Allah “membuatnya hampir sama seperti Allah” (ay.6). Ia merujuk pada Kejadian 1 yang menyampaikan bahwa kita diciptakan segambar dengan Allah. Manusia tidak seperti binatang. Sebagai ciptaan yang unik—berbeda dari semua ciptaan lain, Allah “memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat” (Mazmur 8:6).

Selain itu, kita diberi mandat untuk memelihara dunia ciptaan Allah (ay.7-9; lihat juga Kejadian 1:28-29). Dalam 1 Korintus 15:27, Paulus mengutip Mazmur 8:7 untuk berbicara tentang Yesus. Ia membahas kebangkitan Yesus dan mengatakan bahwa Allah meletakkan segala sesuatu di bawah kaki-Nya. Yesuslah manusia sejati karena Mazmur 8 digenapi secara penuh dalam diri-Nya saja. Hanya Yesus yang mampu mengendalikan angin dan ombak serta menyembuhkan penyakit, sebab hanya Dia yang memiliki kuasa penuh atas segala sesuatu. Sebagai orang Kristen, kita memiliki pengharapan besar bahwa suatu hari nanti kita akan menjadi seperti Yesus dan sepenuhnya memancarkan gambaran Mazmur 8.

Hari ini, bersyukurlah kepada Allah atas semua ciri kemuliaan dan kehormatan manusia, sembari tetap mengingat bagian awal dan penutup Mazmur 8 (ay.2,10)—yaitu kemuliaan Allah. Jika Taj Mahal atau Istana Versailles saja memancarkan kreativitas manusia, bayangkan betapa menakjubkannya kemegahan Air Terjun Niagara atau Pegunungan Himalaya yang diciptakan Allah. Kalau Anda terpukau dengan rumitnya sistem komputer, kagumlah akan otak manusia yang dirancang Allah. Jadi, katakanlah, “Ya Tuhan, Tuhan kami, betapa mulianya nama-Mu di seluruh bumi!” (ay.2).


Renungkan:

Apa yang dapat Anda syukuri kepada Allah dari sesama manusia di sekitar Anda? Bukti apa yang Anda saksikan yang menunjukkan kemuliaan dan kehormatan manusia?

Dengan merenungkan kehidupan dan pelayanan Tuhan Yesus, bagaimana kita bisa melihat bahwa Dia sepenuhnya menggenapi Mazmur 8?

comment

journal

share


writer1

Tentang Penulis

Mike Raiter is a preacher, preaching trainer and former Principal of the Melbourne School of Theology in Australia. He is now Director of the Centre for Biblical Preaching and the author of a number of books, including Stirrings of the Soul, which won the 2004 Australian Christian Book of the Year award.

Penulis Seri Perjalanan Iman:

Seri Perjalanan Iman®  adalah materi terbitan Our Daily Bread Ministries.

Misi kami adalah menjadikan hikmat Alkitab yang mengubahkan hidup dapat dimengerti dan diterima oleh semua orang.

Hak dan Izin  |  Syarat dan Ketentuan  |  Kebijakan Privasi