Mazmur 1 – 50

oleh Mike Raiter

Hari 16

Baca Mazmur 16

Kebahagiaan adalah salah satu keinginan mendasar semua manusia. Misalnya, orangtua bersedia mengeluarkan banyak uang agar anak mereka mendapatkan pendidikan yang baik karena beranggapan bahwa pendidikan yang baik akan mendatangkan pekerjaan memuaskan dengan pendapatan tinggi, yang pada akhirnya membuahkan kebahagiaan.

Banyak orang keliru menghubungkan kebahagiaan dengan hal-hal duniawi seperti harta benda atau pengalaman. Padahal, sukacita terbesar kita adalah mengenal Allah dan mempunyai masa depan yang indah dengan tinggal bersama Dia selamanya

Keinginan akan kebahagiaan adalah pemberian Allah. Dia menghendaki agar kita berbahagia saat ini, bahkan lebih lagi kelak dalam kekekalan. Mendambakan kebahagiaan tidak salah, tetapi persoalannya adalah cara mendapatkannya.

Mazmur 16 merupakan nyanyian penuh kegirangan. Daud memulainya dengan ungkapan sukacita karena Allah adalah tempat perlindungan (ay.1). Selanjutnya, “Tidak ada yang baik bagiku selain Engkau” (ay.2). Ia juga menyebut Allah sebagai “bagian warisanku dan pialaku” (ay.5), makanan dan minumannya. Dengan kata lain, Daud bersukacita karena Allah adalah segala yang dibutuhkannya.

Daud juga bergembira karena “orang mulia” (ay.3). Tuhan bersukacita karena kita ketika kita setia kepada-Nya.

Satu alasan Daud bersukacita dalam Tuhan adalah karena “tali pengukur jatuh bagiku di tempat-tempat yang permai” (ay.6). Ketika suku-suku Israel menempati Tanah Perjanjian, setiap suku mendapatkan tanah bagiannya. Daud berkata bahwa ia diberkati dengan mendapat wilayah yang menyenangkan hatinya. Namun, ini adalah puisi. Daud tak hanya sedang berbicara tentang wilayah geografis, tetapi juga tentang segala berkat yang telah dicurahkan Allah baginya.

Terakhir, Daud bersukacita karena “di tangan kanan-Mu ada nikmat senantiasa” (ay.11). Banyak orang keliru menghubungkan kebahagiaan dengan hal-hal duniawi seperti harta benda atau pengalaman. Padahal, sukacita terbesar kita adalah mengenal Allah dan mempunyai masa depan yang indah dengan tinggal bersama Dia selamanya (ay.11).

Ketika Petrus berkhotbah pada Hari Pentakosta, ia mengutip Mazmur 16:8-11 dengan mengatakan bahwa Allah tidak menyerahkan Yesus kepada dunia orang mati (Kisah Para Rasul 2:26-28). Ini merupakan penghiburan yang luar biasa bagi kita, pengikut-Nya. Allah juga tidak pernah meninggalkan kita, dalam kematian sekalipun. Sebaliknya, Dia membawa kita menuju sukacita yang kekal. Khotbah Petrus membantu kita memahami bahwa sesungguhnya mazmur Daud ini menunjuk kepada Yesus yang dibangkitkan Allah dari antara orang mati. Karena Allah tidak menyerahkan Dia kepada maut, maka kini Yesus pun bersukacita dalam hadirat Bapa.


Renungkan:

Mencari sukacita lewat hal-hal di dunia ini tidaklah salah. Namun, kapan dan bagaimana hal-hal itu dapat menggantikan sukacita yang seharusnya kita dapatkan dalam pengenalan akan AlIah?

“Aku senantiasa memandang kepada Tuhan” (Mazmur 16:8). Apa saja langkah praktis yang dapat kita lakukan setiap hari untuk tetap berfokus kepada Tuhan?

comment

journal

share


writer1

Tentang Penulis

Mike Raiter is a preacher, preaching trainer and former Principal of the Melbourne School of Theology in Australia. He is now Director of the Centre for Biblical Preaching and the author of a number of books, including Stirrings of the Soul, which won the 2004 Australian Christian Book of the Year award.

Penulis Seri Perjalanan Iman:

Seri Perjalanan Iman®  adalah materi terbitan Our Daily Bread Ministries.

Misi kami adalah menjadikan hikmat Alkitab yang mengubahkan hidup dapat dimengerti dan diterima oleh semua orang.

Hak dan Izin  |  Syarat dan Ketentuan  |  Kebijakan Privasi