Mazmur 1 – 50

oleh Mike Raiter

Hari 30

Baca Mazmur 29

Istri saya suka melihat hujan badai. Petir yang menyala, gelegar guntur, dan bunyi hujan yang menerpa atap rumah membuatnya gembira sekaligus kagum. Namun, badai juga bisa sangat menakutkan. Ketika guruh menderu, anak-anak kecil lari berlindung pada orangtua mereka, dan hewan-hewan melolong ketakutan. Mazmur 29 adalah undangan agung untuk menyembah Allah pencipta yang penuh kuasa.

kita, umat Allah, justru merasa tenang karena Tuhan mempergunakan semua kuasa-Nya untuk kebaikan kita.

Daud mengawalinya dengan memanggil para penghuni surga, “Sujudlah kepada Tuhan dengan berhiaskan kekudusan” (ay.2). Selanjutnya ia membawa kita menjelajahi kemegahan ciptaan Allah (ay.3-9). Sembari membaca mazmur ini, bayangkanlah apa yang Daud gambarkan: laut yang dahsyat, pohon aras Libanon yang terkenal di dunia kuno karena ukuran dan kekuatannya, gunung Libanon dan Siryon (gunung Hermon), badai, gurun, hewan (ay.9, “suara Tuhan membuat beranak rusa betina yang mengandung”), dan hutan rimba.

Di atas segala kedahsyatan itu, Mazmur 29 mengagungkan suara Allah yang memerintah dunia-Nya. Tujuh kali Daud menggambarkan kuasa suara Allah (ay.3-9). Angka tujuh kerap muncul dalam Alkitab sebagai lambang kesempurnaan (misalnya tujuh hari penciptaan dalam kitab Kejadian, tujuh gereja dan tujuh sangkakala dalam kitab Wahyu). Semua itu berarti bahwa segala kuasa ada dalam suara Allah. Pepohonan aras Libanon sangat megah dan mengagumkan, tetapi tumbang oleh suara Allah (ay.5). Suara Allah menimbulkan guntur dan badai gurun, juga “hutan digundulinya” (ay.7-9).

Rasa takut adalah reaksi alamiah yang muncul terhadap kuasa Allah atas ciptaan-Nya. Namun, akhir dari mazmur ini mengajarkan bahwa kita, umat Allah, justru merasa tenang karena Tuhan mempergunakan semua kuasa-Nya untuk kebaikan kita. Dia memberikan kekuatan-Nya dan memberkati kita dengan damai sejahtera (ay.10-11).

Mazmur 29 mengajak kita untuk membuka mata dan memandang kuasa Allah di sekitar kita. Lihatlah sungai atau laut yang luas. Berdirilah dengan takjub menatap badai. Pandanglah gunung yang menjulang tinggi. Amatilah luasnya hutan. Kemudian bersukacitalah, karena kuasa yang sama, yang mengendalikan semuanya itu, memberkati Anda dengan ketenteraman. “Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus” (Filipi 4:7).


Renungkan:

Sebagai individu maupun bersama umat Allah, bagaimana kita bisa memberikan “kepada Tuhan sajalah kemuliaan dan kekuatan” (Mazmur 29:1)?

Pernahkah Anda terpesona dan takjub oleh kuasa Allah dalam ciptaan-Nya? Bagaimana hal tersebut membuat Anda memuliakan nama-Nya (ay.2)?

comment

journal

share


writer1

Tentang Penulis

Mike Raiter is a preacher, preaching trainer and former Principal of the Melbourne School of Theology in Australia. He is now Director of the Centre for Biblical Preaching and the author of a number of books, including Stirrings of the Soul, which won the 2004 Australian Christian Book of the Year award.

Penulis Seri Perjalanan Iman:

Seri Perjalanan Iman®  adalah materi terbitan Our Daily Bread Ministries.

Misi kami adalah menjadikan hikmat Alkitab yang mengubahkan hidup dapat dimengerti dan diterima oleh semua orang.

Hak dan Izin  |  Syarat dan Ketentuan  |  Kebijakan Privasi