Mazmur 1 – 50

oleh Mike Raiter

Hari 39

Baca Mazmur 38

Sangat disayangkan, banyak gereja saat ini tak lagi mempraktikkan doa pengakuan dosa berjemaah, padahal penting sekali untuk mengingatkan satu sama lain bahwa kita berkumpul hanya karena kasih karunia Allah. Dia telah mengampuni kita sehingga kita boleh memasuki hadirat-Nya. Pengakuan dosa jemaat juga memberi kesempatan bagi umat Allah untuk mengakui bahwa mereka telah berdosa, baik dengan melakukan apa yang dilarang Allah atau tidak melakukan apa yang dikehendaki-Nya.

Dosa mempengaruhi kesaksian hidup kita sebagai orang Kristen. Orang lain dapat melihat sikap-sikap yang tidak sesuai dengan kebenaran dan menunjukkan kemunafikan kita.

Mazmur 38 adalah salah satu ratapan Daud atas dosanya. Seperti pada Mazmur 32, kita tidak tahu dosa mana yang ia bicarakan, bisa jadi perzinahannya dengan Batsyeba (2 Samuel 11) atau sensus yang ia lakukan dalam kesombongannya (2 Samuel 24). Mungkin, dosa tersebut sengaja tidak disebutkan secara khusus agar doa permohonan ini bisa diterapkan oleh setiap orang, apa pun kesalahan yang kita perbuat. Dosa kita mungkin berbeda, tetapi akibatnya bersifat universal.

Daud mula-mula sangat menyadari kemarahan Allah atas dosanya (Mazmur 38:2) dan ia tertekan oleh rasa bersalah (ay.5). Keduanya adalah reaksi yang tepat untuk dosa. Namun, jangan biarkan rasa bersalah itu menguasai kita (ay.5). Tanpa bermaksud meremehkan dosa atau mengecilkan dampak yang panjang dari dosa, kita harus mengingat bahwa darah Kristus telah membasuh dosa mereka yang berbalik kepada-Nya (lihat Zakharia 13:1).

Tampaknya rasa bersalah Daud telah mempengaruhi kesehatan tubuhnya. Ia menderita luka bernanah, radang pada pinggang, jantung berdebar, dan kehabisan tenaga (Mazmur 38:6-11). Seluruh aspek dalam diri manusia saling terhubung. Ketika satu bagian mengalami tekanan—misalnya secara spiritual, seperti yang Daud alami—itu berdampak pada mental dan fisik.

Dosa Daud juga memberikan kesempatan bagi musuh-musuhnya untuk menertawakannya (ay.17). Dosa mempengaruhi kesaksian hidup kita sebagai orang Kristen. Orang lain dapat melihat sikap-sikap yang tidak sesuai dengan kebenaran dan menunjukkan kemunafikan kita.

Apa solusinya bagi Daud? Pertama-tama, jujur dan terbuka di hadapan Allah: “Aku mengaku kesalahanku” (ay.19). Daud tidak mencari-cari alasan untuk dosanya. Kedua, bertobat: bukan hanya berbalik dari kesalahan yang telah dilakukan, tetapi juga bertekad untuk “mengejar yang baik” (ay.21).

Meskipun saat ini kita sudah mengalami pengampunan sepenuhnya dalam Kristus, mazmur Daud ini tetap menjadi contoh pengakuan dosa dan pertobatan yang berkenan di mata Allah.


Renungkan:

Dalam hal apa saja orang Kristen menganggap remeh dosa? Apa yang Mazmur 38 ajarkan tentang keseriusan dosa?

Masih adakah doa pengakuan dosa dalam liturgi gereja Anda? Jika tidak, bagaimana cara terbaik untuk melakukannya dalam pertemuan ibadah?

comment

journal

share


writer1

Tentang Penulis

Mike Raiter is a preacher, preaching trainer and former Principal of the Melbourne School of Theology in Australia. He is now Director of the Centre for Biblical Preaching and the author of a number of books, including Stirrings of the Soul, which won the 2004 Australian Christian Book of the Year award.

Penulis Seri Perjalanan Iman:

Seri Perjalanan Iman®  adalah materi terbitan Our Daily Bread Ministries.

Misi kami adalah menjadikan hikmat Alkitab yang mengubahkan hidup dapat dimengerti dan diterima oleh semua orang.

Hak dan Izin  |  Syarat dan Ketentuan  |  Kebijakan Privasi