Mazmur 1 – 50

oleh Mike Raiter

Hari 7

Baca Mazmur 7

Setiap manusia terlahir dengan naluri keadilan. Anak kecil pun bisa berkata, “Itu tidak adil.” Ketidakadilan membuat kita sangat geram, apalagi kalau kita yang menjadi korban.

Seorang Kristen yang setia tetap dapat mempercayai Allah di tengah situasi yang menggentarkan sekalipun.

Keterangan pada awal Mazmur 7 menyatakan bahwa lagu ini “dinyanyikan untuk Tuhan karena Kush, orang Benyamin itu.” Mazmur ini bercerita tentang musuh-musuh yang mengejar Daud “seperti singa menerkam” (ay.3). Kemungkinan, Kush adalah suruhan Raja Saul untuk mencari dan membunuh Daud karena sang raja iri pada ketenarannya. Pengalaman itu amat menakutkan bagi Daud dan ia mencari perlindungan kepada Allah (ay.2). Seorang Kristen yang setia tetap dapat mempercayai Allah di tengah situasi yang menggentarkan sekalipun.

Seruan Daud ini adalah permohonan keadilan. Ia siap mengakui bahwa seandainya dirinya memang bersalah, bahkan kepada musuhnya (ay.3-5), ia layak menerima perbuatan jahat sebagai balasan. Namun, jika ia tak bersalah, ia tahu bahwa upaya pembunuhan itu sama sekali tidak adil.

Mazmur Daud ini menjadi sebuah doa. Allah sendiri yang “menguji hati dan batin orang” (ay.10), maka Dia mampu “mengadili bangsa-bangsa” (ay.9). Daud tidak bersalah, karena itu dengan yakin ia berdoa, “Hakimilah aku, Tuhan, apakah aku benar, dan apakah aku tulus ikhlas” (ay.9). Di sini Daud bukan sedang menyatakan dirinya sempurna, ia hanya menegaskan bahwa dalam perkara itu ia senantiasa berlaku setia, baik kepada Allah maupun sesama.

Allah yang adil dapat diandalkan untuk menyelamatkan “orang-orang yang tulus hati” (ay.11) dan Dia menunjukkan “murka setiap saat” (ay.12) terhadap orang-orang jahat. Bagaimana Allah menunjukkan murka-Nya? Umumnya, Allah menetapkan penghakiman supaya orang yang “membuat lobang dan menggalinya . . . jatuh ke dalam pelubang yang dibuatnya” (ay.16). Barangsiapa memukul, ia sendiri akan dipukul. Dosa memiliki konsekuensi, dan Allah yang adil akan mengatur konsekuensi tersebut.

Dua hal yang bisa kita pelajari dari Mazmur 7: pertama, seperti Daud, kita harus menjaga kemurnian hati dan memahami bahwa kita sama sekali tidak layak menuntut balas. Kedua, ingatlah Tuhan Yesus yang juga menghadapi musuh yang berusaha menyeret Dia, seperti pengalaman Daud (ay.3). Namun, alih-alih membalas, Yesus “menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil” (1 Petrus 2:23).


Renungkan:

Saat diperlakukan tidak adil, kita terluka dan marah. Apa yang dapat kita pelajari dari Mazmur 7 dan dari pengalaman Tuhan Yesus saat menghadapi ketidakadilan?

Daud menulis bahwa Allah “murka setiap saat” (ay.12). Paulus mengatakan hal serupa dalam Roma 1:18-27. Apa wujud murka Allah yang terjadi dan disaksikan oleh Daud dan Paulus?

comment

journal

share


writer1

Tentang Penulis

Mike Raiter is a preacher, preaching trainer and former Principal of the Melbourne School of Theology in Australia. He is now Director of the Centre for Biblical Preaching and the author of a number of books, including Stirrings of the Soul, which won the 2004 Australian Christian Book of the Year award.

Penulis Seri Perjalanan Iman:

Seri Perjalanan Iman®  adalah materi terbitan Our Daily Bread Ministries.

Misi kami adalah menjadikan hikmat Alkitab yang mengubahkan hidup dapat dimengerti dan diterima oleh semua orang.

Hak dan Izin  |  Syarat dan Ketentuan  |  Kebijakan Privasi